Update Corona di DI Yogyakarta
3 Karyawan Supermarket yang Merupakan Warga Bantul Positif Covid-19
Perkembangan pemeriksaan karyawan supermarket di wilayah Mlati, Sleman menunjukkan ada tiga orang yang positif Covid-19.
Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Perkembangan pemeriksaan karyawan supermarket di wilayah Mlati, Sleman menunjukkan ada tiga orang yang positif Covid-19.
Bupati Sleman Sri Purnomo menjelaskan pada tanggal 2 Mei kemarin, gugus tugas penanganan covid-19 Kabupaten Sleman sudah melakukan rapid test kepada 10 orang dari managemen perusahaan, dan ditemukan lima orang yang reaktif.
"Dari hasil 5 reaktif. Dua orang adalah warga kota Yogyakarta dan tiga orang warga Bantul. Yang tiga di bantul ternyata setelah di swab hasilnya positif dan sudah dirawat di rumah sakit. Sedangkan dua orang warga kota, hasilnya belum keluar," ujar Sri Purnomo, Sabtu (9/5/2020).
Selain itu, pihaknya juga masih menunggu kelanjutan pemeriksaan hasil swab dari rapid test di dua gelombang selanjutnya.
• BREAKING NEWS : Update Covid-19 DIY 9 Mei 2020, Bertambah 3 Kasus Positif Baru
Yakni pada tanggal 4 Mei, rapid test kembali dilakukan kepada 94 orang karyawan dengan hasil 22 diantaranya reaktif.
Setelah itu Rapid test kembali dilakukan 5 mei terhadap 196 karyawan, 30 di antaranya reaktif.
Perkembangan terbaru lainnya, sebanyak 44 orang karyawan yang merupakan bagian dari sales promotion girls (SPG) dan penjaga tenant di supermarket juga telah menjalani tes cepat Covid-19 pada Jumat (8/6/2020) kemarin.
Hasilnya tiga orang dinyatakan reaktif.
Dengan tambahan ini, maka total karyawan Indogrosir yang reaktif saat menjalani pemeriksaan cepat Covid-19, menjadi 60 orang.
Dengan kondisi ini, pihaknya pun akan melakukan rapid test masal dengan melibatkan pengunjung supermarket tersebut.
"Kami akan rapid test, 12-14 di GOR Pangukan, masing-masing 500 orang, dengan mekanisme pendaftaran online yang dibuka 10 mei sampai kuota itu terpenuhi," ujarnya.
• 3 Maskapai Penerbangan Beroperasi di YIA
Kuota yang disiapkan dalam rapid test adalah 1500, namun berdasarkan catatannya transaksi belanja dari 19 April sampai 4 Mei ada sekitar 15 ribu nota belanja.
Ia berharap agar masyarakat yang tidak masuk dalam kuota untuk tidak perlu resah.
Sri Purnomo mengakui bahwa banyak pertanyaan yang disampaikan masyarakat terkait hal ini.
Satu di antaranya adalah adanya syarat menyertakan nota belanja agar bisa terdaftar dalam kuota, dan pemberlakuan satu nota untuk satu orang saja.
"Bagaimana kalau struk-nya satu, tapi saat belanja membawa istri dan anak. Lalu bagaimana yang struk-nya hilang?" ujarnya.
Bupati mengatakan bahwa tidak mungkin melakukan rapid test kepada semuanya karena keterbatasan kuota.
Maka dari itu, ia mempersilakan bagi mereka yang ingin melakukan rapid test mandiri.
"Tapi ketika tidak mau (rapid test mandiri), yang penting tetap di rumah, selalu jaga jarak dan menerapkan perilaku hidub bersih dan sehat (PHBS). Dan ketika ada gejala demam, sesak nafas dan mati rasa maka segera ke puskesmas atau rumah sakit. Insyaallah tidak perlu melakukan prosedur segala macam dan akan langsung rapid test," urainya.
Terkait rapid test masal di Gor Pangukan, Tridadi, Sleman akan dilaksanakan pada 12-14 Mei 2020.
Syaratnya adalah warga Sleman, dan mendaftar secara online melalui laman rdt.slemankab.go.id atau corona.slemankab.go,id mulai Minggu 10 Mei 2020 pukul 06.00 sampai dengan Senin 11 Mei pukul 14.00 atau sampai kuota 1500 orang terpenuhi.
Syarat lainnya, adalah masyarakat yang berkunjung dalam rentang waktu 19 April sampai 4 Mei 2020 dibuktikan dengan struk belanja.
Satu struk belanja hanya berlaku untuk satu orang.
Dan saat datang peserta wajib memakai masker.
Kepala Dinkes Sleman Joko Hastaryo menjelaskan, setelah mendaftar pada aplikasi maka pengunjung akan mendapatkan nomor antrian.
Nomor antrian dikirim melalui nomor WA masing-masing.
Pelaksanaan rapid test setiap hari ditargetkan 500 orang yang dibagi dalam lima gelombang.
Pihaknya menyediakan 10 tim untuk melayani 500 orang setiap harinya.
Ia mengatakan, setiap setengah jam, tim yang disiapkan mampu menyelesaikan 100 orang yang dirapid test.
Sehingga total yang dibutuhkan untuk menyelesaikan rapid test hanya tiga jam saja.
"Itu perhitungan kami, dan ini tidak akan menyebabkan berkumpulnya massa," katanya.
Dalam rapid test kali ini, Dinkes memprioritaskan warga Sleman.
Namun jika masih memungkinkan, akan dilakukan rapid test bagi warga luar Sleman dan luar DIY.(TRIBUNJOGJA.COM)