Wabah Corona
Kisah Para Petugas di Perbatasan, Semangat Bertugas Meski Puasa Agar Covid Tidak 'Masuk' Yogyakarta
Mereka bertugas melakukan penyekatan terhadap pemudik atau orang-orang dengan kendaraan yang menuju ke Yogyakarta. Berjaga dengan sistem shift atau b
Penulis: Irvan Riyadi | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribunjogja.com, Irvan Riyadi
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Menjalankan tugas di posko pemeriksaan covid-19 di perbatasan antar kota bukanlah pekerjaan mudah.
Terlebih di tengah bulan Ramadan dan menjalankan ibadah puasa.
Begitu pula yang di rasakan oleh para petugas dari tim pemeriksaan covid19 Pemda DIY, di perbatasan Magelang-Yogyakarta, Tempel, Sleman.
Mereka bertugas melakukan penyekatan terhadap pemudik atau orang-orang dengan kendaraan yang menuju ke Yogyakarta.
Berjaga dengan sistem shift atau bergantian, bagi sebagian orang mungkin nampak tidak akan terlalu melelahkan.
Adalah Rizki Budi Utomo, Budiono, Nuryadi, Tri Handoko, Satria, dan Ramadanif Daru.
Kesemuanya adalah petugas dari Dinas Perhubungan DIY.
• UPDATE Kamis 7 Mei 2020, Jumlah Pasien Virus Corona Indonesia Dibandingkan Malaysia hingga Korea
Melihat dari raut wajah para petugas, aktivitas bergerak yang tetap gesit dan tampak semangat, meskipun dibawah terik matahari, makin memperkuat pandangan jika mereka baik-baik saja dan tidak lelah.
Mereka menjalankan tugas shift ke-2, siang hari, dan tetap menjalankan ibadah puasa.
Rizki Budi Utomo, misalnya.
Sebagai perwira lapangan, atau ketua tim yang bertanggung jawab pada tugas shift siang hari, terlihat mondar-mandir mengecek suhu beberapa pengendara yang masih tertahan.
Padahal, semestinya, saat itu tugas shift mereka sudah selesai.
Beberapa pengendara itu tertahan, karena suhu tubuhnya mencapai 38 derajat celcius ketika pemeriksaan awal.
Dengan sabar dan sesekali bersenda gurau bersama pengendara, berulang kali ia lakukan pengecekan.
"Wah masih tinggi, ini malah naik lho. Tadi 37, sekarang 38 lagi. gimana ini, ada supir pengganti ndak? Kamu istirahat dulu," terdengar ucapannya kepada seorang pengemudi sambil tersenyum ramah.
• Ramalan Zodiak Terkini Kamis 7 Mei 2020, Simak Peruntungan 12 Horoskop Anda untuk Hari Ini
Si pengendara tidak akan di izinkan melanjutkan perjalanan jika suhu tubuhnya masih cukup tinggi.
Jika sampai beberapa kali dilakukan pengecekan dan masih tetap tinggi, si pengendara akan langsung diarahkan menuju layanan kesehatan terdekat.
Begitu pula para petugas, tidak akan pulang, jika belum ada kepastian kesehatan dari si pengendara, sekalipun jam tugas telah selesai.
Begitu pula Budiono. Pria paruh baya ini dengan sigap dan teliti melakukan rekapitulasi data hasil pemeriksaan pada jam tugasnya, dibantu oleh beberap anggota timnya.
"Puasa-puasa begini, harus semangat. Apalagi yang muda-muda," ujarnya berseloroh.
Ia menegaskan, pada dasarnya lelah itu terasa. Namun menjadi tidak dipedulikan karena semangatnya tampak masih terjaga.
"Ini masalah kita bersama. Namanya juga tugas, termasuk soal kemanusiaan ini. Kami ingin tetap menjaga agar covid jangan masuk ke Jogja. Capek, ya pasti, tapi jangan dipikirkan, nanti juga tidak terasa," ujar bapak bertubuh agak gempal ini.
Ia mengaskan, tugas penyekatan pemudik ini cukup efektif untuk mencegah kemungkinan masuknya korona ke Yogyakarta.
"Beberapa daerah sudah zona merah, dan PSBB, artinya sudah sangat tinggi penyebarannya. Jogja jangam sampai naik lahi lah, kalau bisa turun," tuturnya semangat.
Sesekali ia bercengkerama bersama anggota tim lain yang terlihat lebih muda darinya. Sembari menikmati lagu "Dalan Liane" yang terdengar dari pos polisi di sebelahnya.
"Jangan mudik, jangan cari dalan liane (jalan lain) juga masuk ke Jogja," pungkasnya sambil tertawa.
Langit kemudian menjadi teduh. Mendung mulai menyelimuti. Mungkin Tuhan sedang meneduhkan mereka, semua yang bertugas, dari terik matahari. (TRIBUNJOGJA.COM)