Update Corona di DI Yogyakarta

Total Karyawan Supermarket di Sleman yang Reaktif Jadi 57 Orang

Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sleman telah melakukan rapid test kepada 196 karyawan supermarket.

Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
SHUTTERSTOCK
Rapid tes covid-19 

TRIBUNJOGJA.COM - Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sleman telah melakukan rapid test kepada 196 karyawan supermarket.

Total sudah ada 300 karyawan yang telah dilakukan rapid test.

Bupati Sleman Sri Purnomo menjelaskan, rapid test dilakukan jadi tiga gelombang.

Gelombang pertama pada tanggal 2 Mei, rapid test dilakukan kepada 10 orang dari managemen perusahaan, dan ditemukan lima orang yang reaktif.

Kronologi Penutupan Satu Supermarket di Sleman Setelah Seorang Karyawan Dinyatakan Positif Covid-19

Kemudian tanggal 4 Mei, rapid test kembali dilakukan kepada 94 orang karyawan dengan hasil 22 di antaranya reaktif.

Dan rapid test terakhir pada 5 Mei kepada 196 karyawan.

"Dari rapid test 196 karyawan, hasilnya 30 yang reaktif. Jadi total dari tanggal 2, 4 dan 5 Mei, total ada 57 orang yang reaktif," ujar Bupati Rabu (6/5/2020).  

Saat ini pihaknya tengah menunggu hasil swab yang dilakukan kepada mereka yang reaktif.

Selama menunggu hasil swab, para karyawan diisolasi di beberapa rumah sakit.

Bupati menegaskan, bahwa peristiwa ini muncul karena ketidakjujuran karyawan.

Akibatnya satu perusahaan terdampak.

BREAKING NEWS : Update Covid-19 DIY 6 Mei 2020, Kasus Positif Bertambah 1 

Tes cepat itu merupakan bagian dari penelusuran kontak atas Kasus 79 (Laki-laki, warga Sleman, 45 tahun).

Pasien tersebut dilaporkan positif Covid-19, pada April 2020.

Semula, pasien itu mengaku sebagai pengangguran.

Namun, belakangan baru diketahui bahwa pasien itu sempat bekerja di supermarket yang berada di Mlati, Sleman.

"Masyarakat sejak dulu diminta jujur. Kalau tidak jujur akan menyebabkan penyebaran yang meluas. Ini salah satu contoh, ketidak jujuran satu orang, menyebabkan 57 orang reaktif dan kita harus rapid test sejumlah 300an orang," tegasnya.

Agar kejadian ini tidak kembali terulang di ia mengimbau agar supermarket atau toko swalayan lainnya melakukan prosedur physical distancing.

Pemkab Sleman Tutup Sementara Supermarket di Mlati Sambil Tunggu Hasil SWAB Seluruh Karyawan

Jika ditemukan ada supermarket atau toko swalayan yang tidak menerapkan protap kesehatan, maka pihak pemerintah akan memberikan peringatan.

"Akan kami beri peringatan, jangan sampai mereka semangat kelarisan, jadi lupa (physical distancing)," ujarnya.  

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Joko Hastaryo menjelaskan bahwa saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan Dinas Komunikasi dan Informasi untuk membuat aplikasi.

Aplikasi tersebut akan digunakan untuk menjaring pengunjung supermarket tersebut yang kemudian akan dilakukan rapid test.

"Saya yakin akan banyak (pengunjung), padahal kuota alat rapid test kita terbatas, maka kita akan melakukan seleksi," ujarnya.

Joko menjelaskan, bahwa stok alat rapid test yang dimiliki Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman tersisa 400 unit.

Dua Warga Kota Yogyakarta yang Bekerja di Supermarket Sleman Berstatus PDP

Dan pihaknya telah melakukan pengadaan dan rencananya sejumlah 2.000 unit alat rapid test akan tiba pada Senin (11/5/2020) besok.

Selain itu, pihaknya juga tetap mengajukan pengadaan alat rapid test ke Dinas Kesehatan DIY.

Saat disinggung apakah nanti akan berpotensi munculnya klaster baru, Joko tidak manampik hal tersebut.

Ia berharap tak ada kasus positif dalam kasus tersebut.

Namun demikian, ia mengungkapkan sejauh ini presentase kasus positif saat dilakukan rapid test sebesar 10-20 persen.

"Jika nanti ada satu saja kasus terkonfirmasi positif, kluster baru penularan bisa saja terbentuk," ujarnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved