Suku Aborigin di Australia Masih Bebas Virus Corona, Ini Rahasianya
Suku Aborigin sejauh ini masih bebas dari infeksi Covid-19. Padahal tingkat penyakit lainnya sangat tinggi di kalangan penduduk asli benua Australia i
Dokter yang berasal dari perkotaan sudah tidak bisa kembali ke klinik tersebut karena adanya pembatasan.
Semua perjalanan yang tidak penting ke 76 kelompok komunitas Aborigin di Australia Utara telah dilarang, dan adanya kewajiban isolasi 14 hari berlaku untuk penduduk setempat yang ingin kembali dari perkotaan.
• Kejutan Adele untuk Penggemar di Ulang Tahun ke-32, Penampilannya Berubah Total!
Havnen memperingatkan agar pelonggaran pembatasan ini dilakukan secara perlahan dan hati-hati.
"Pengujian Covid-19 secara luas perlu dilakukan jika pembatasan tersebut akan dilonggarkan," katanya.
Baik Paterson maupun Havnen setuju bila pengawasan ketat terhadap pendatang dari negara bagian lain maupun dari luar negeri, tetap diberlakukan di perbatasan Australia Utara.
Kepala Negara Bagian Australia Utara, Michael Gunner, secara terpisah memastikan pelonggaran perbatasan merupakan hal terakhir yang akan dilakukan pihaknya.
"Membuka kembali perbatasan akan menjadi opsi terakhir. Saya tidak ingin melihat terjadinya gelombang kedua penyebaran virus corona di sini," katanya.
• KIM JONG UN Resmikan Pabrik Pupuk Baru atau Instalasi Nuklir Baru?
Gunner memastikan pembatasan sosial untuk komunitas Aborigin di pedalaman akan tetap diberlakukan sampai 18 Juni mendatang.
Kepala Departemen Kesehatan Australia Utara Dr Hugh Heggie memperingatkan risiko penyebaran Covid-19 belum berakhir di wilayahnya.
"Kemungkinan masih akan ada kasus baru Covid-19 yang didiagnosis di Northern Territory," ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Suku Aborigin di Australia Masih Bebas Virus Corona, Apa Rahasianya?"