Kota Yogyakarta
Pemerintah Kota Yogyakarta Belum akan Melakukan Rapid Diagnostic Test Massal Covid-19
Tri menjelaskan, sejauh ini RDT dilakukan kepada tenaga kesehatan, keluarga tenaga kesehatan, maupun masyarakat yang memiliki kontak erat dengan pasie
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY telah mengirimkan surat edaran (SE) kepada Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 dari tiga kabupaten, yakni Sleman, Gunungkidul, dan Bantul pada Kamis (30/4/2020).
SE tersebut menginstruksikan para ketua gugus tugas untuk melakukan pemeriksaan atau screening massal Covid-19 di kabupaten setempat.
Hal itu dilakukan menyusul ditemukannya tiga klaster besar persebaran Covid-19 di DIY yang berada di tiga wilayah tersebut.
Dari hasil penyelidikan, diketahui ketiga klaster tersebut berkaitan dengan kegiatan Jemaah Tabligh di Jakarta dan Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) di Bogor Maret lalu.
Sebagai tindak lanjut dari penemuan tiga klaster itu, beberapa daerah merespons dengan tindakan konkret.
Satu di antaranya ialah tindakan Pemerintah Kabupaten Bantul yang akan mengadakan rapid diagnostic test (RDT) massal bagi masyarakat yang rentan terinfeksi Covid-19.
Namun, berbeda halnya dengan kebijakan Pemerintah Kota Yogyakarta. Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Tri Mardoyo mengatakan kondisi penyebaran Covid-19 di Kota Yogyakarta berbeda dengan tiga kabupaten tersebut.
• Italia Laporkan Angka Kematian Terendah Sejak Lockdown, Penduduk Boleh Keluar Rumah
"Di Kota kondisinya berbeda dengan Sleman, Bantul. Dengan kondisi seperti ini kita belum melakukan tes massal. Hanya kepada orang yang berisiko tertular, yaitu yang memiliki kontak erat dengan pasien positif Covid-19," ujar Tri saat dihubungi Tribun Jogja, Senin (4/5/2020).
Tri menjelaskan, sejauh ini RDT dilakukan kepada tenaga kesehatan, keluarga tenaga kesehatan, maupun masyarakat yang memiliki kontak erat dengan pasien positif Covid-19.
Totalnya, kata dia, hingga kini sudah dilakukan RDT kepada 400-an orang. Baik itu orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), maupun orang tanpa gejala (OTG) yang memiliki riwayat kontak erat.
Setelah dilakukan RDT, jika hasil yang didapat reaktif, maka akan segera dilanjutkan dengan tes polymerase chain reaction (PCR).
"Stok kita saat ini masih ada 1.000 lebih alat RDT. Sementara, 2.000 lagi dalam proses pembelian. Jadi nanti totalnya 3.000," tutur Tri.
Pada akhir April lalu, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menerima bantuan 1.500 RDT dari pusat.
Menurut pihak Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, mereka yang akan menjalani RDT harus tepat. (TRIBUNJOGJA.COM)