Kota Yogyakarta
Harga Gula Masih Tinggi, Pemkot Yogya Gelar Operasi Pasar Lagi
Operasi pasar tersebut dilakukan karena harga gula pasir di pasar tradisional masih tinggi, yaitu Rp17.000. Padahal seharusnya harga gula pasir di pas
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Kota Yogyakarta kembali menggelar operasi pasar untuk gula pasir.
Operasi pasar tersebut dilakukan karena harga gula pasir di pasar tradisional masih tinggi, yaitu Rp17.000. Padahal seharusnya harga gula pasir di pasar sekitar Rp 12.500.
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan pada operasi pasar kali ini, Pemkot Yogyakarta menggandeng langsung Pabrik Madukismo.
Di mana Madukismo memang merupakan distributor gula pasir di Kota Yogyakarta.
• Operasi Pasar Gula Kembali Digelar Disperindag DIY dengan Dinas DPMPPA kota Yogyakarta
"Ini juga menjadi upaya kita untuk mendekatkan perusahaan dengan masyarakat. Kemarin sudah kita lakukan operasi pasar, tetapi harga cuma turun Rp500, harga masih tinggi,"katanya, Senin (04/05/2020).
Pada operasi kali ini, Pemerintah Kota Yogyakarta memberikan 44kg.
Gula pasir tersebut kemudian didistribusikan melalui LPMK.
Pihak LPMK-lah yang nanti mendistribukasikan gula pasir dengan harga sesuai HET.
"Nanti akan kita lakukan operasi pasar lagi, supaya harga gula pasir lebih stabil. Apalagi nanti menjelang ramadan, pasti kita akan pastikan harga gula pasir dan kebutuhan lain tetap stabil," terangnya.
• Pemerintah Gelar Operasi Pasar untuk Menekan Harga Gula
Bagian Pemasaran Madukismo, Bambang Winarso menambahkan masa giling pabrik Madukismo harus mundur karena COVID-19.
Seharusnya bulan Mei sudah memasuki masa giling, tetapi masa giling akan dimulai pada Juni kedepan.
"Memang tidak bisa dipungkiri (karena COVID-19). Kita harus mundur setelah lebaran, kemungkinan Juni," tambahnya.
Sebelum memasuki masa giling, pihaknya perlu melakukan berbagai persiapan.
Salah satunya dengan impor raw sugar atau gula mentah dari Thailand.
"Kami sudah mendapat izin dari pemerintah untuk impor dengan jatah 100.000 ton, "tutupnya.(TRIBUNJOGJA.COM)