Pengakuan PM Inggris Setelah Sembuh dari Virus Corona, Butuh Banyak Oksigen Agar Tetap Hidup

Virus corona bisa menyerang siapa saja, termasuk Pangeran Charles dari Kerajaan Inggris dan Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson. Bahkan, para

Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Iwan Al Khasni
BBC.com
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson Positif Virus Corona 

TRIBUNJOGJA.COM, LONDON - Virus corona bisa menyerang siapa saja, termasuk Pangeran Charles dari Kerajaan Inggris dan Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson.

Bahkan, para dokter yang merawat PM Johnson sudah bersiap untuk menyatakan kematiannya ketika Johnson berjuang melawan Covid-19.

Hal tersebut terlontar dari mulut PM Johnson sendiri, melalui wawancara dengan The Sun, Minggu (3/5/2020). Ia mengatakan, saat itu adalah momen yang menegangkan dan sulit.

“Aku tidak menyangkalnya. Mereka punya strategi untuk menghadapi skenario tipe ‘Kematian Stalin’,” ungkapnya.

Johnson juga mengakui, saat itu ia tidak sedang dalam keadaan yang baik. “Aku juga paham ada rencana darurat. Para dokter paham apa yang harus dilakukan jika sesuatu berjalan tidak baik,” papar Boris Johnson.

Sebelumnya, Johnson pertama kali mengumumkan bahwa ia telah terjangkit COVID-19 pada tanggal 27 Maret 2020. Dia menyatakan bahwa dirinya hanya memiliki gejala ringan.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson (kanan) ketika menumpangkan kaki di meja di depan Presiden Perancis Emmanuel Macron dalam pertemuan di Paris 22 Agustus 2019.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson (kanan) ketika menumpangkan kaki di meja di depan Presiden Perancis Emmanuel Macron dalam pertemuan di Paris 22 Agustus 2019. (AFP/POOL/CHRISTOPHE PETIT TESSON)

UPDATE DATA Terbaru Pasien Virus Corona Minggu 3 Mei 2020, Malaysia 50, Indonesia 36, Amerika 1

Dia dibawa ke rumah sakit sebagai tindakan pencegahan pada 5 April untuk tes lebih lanjut. Kendati demikian, dalam waktu 24 jam, dia dipindahkan ke ruang perawatan intensif.

Realita menjadi lebih buruk ketika tubuhnya sudah tersambung ke monitor dan pindah ruangan. Menurut Johnson, indikator tersebut terus berjalan ke arah dan dia menyadari belum ada obat untuk Covid-19.

Selama perjuangan hidup atau mati di Rumah Sakit St Thomas bulan lalu, Boris terus bertanya pada dirinya sendiri: "Bagaimana aku bisa keluar dari ini?"

Ditambahkannya, ia diberi masker muka sehingga mendapatkan berliter-liter oksigen dalam kurun waktu yang cukup lama.

“Sulit dipercaya bahwa hanya dalam beberapa hari kesehatanku telah memburuk hingga tingkat ini. Aku ingat merasa frustrasi. Aku tidak bisa mengerti mengapa aku tidak menjadi lebih baik,” jelasnya lagi.

Setelah selesai dirawat di rumah sakit, Johnson mengucapkan terimakasih kepada para perawat dan dokter yang telah berdedikasi tinggi merawatnya.

Bahkan, ia menamai anaknya, yang lahir dua minggu setelah ia selesai dirawat, dengan nama tengah Nicholas yang juga merupakan nama dokternya saat di rumah sakit.

Ia mengakui, ini adalah kali pertama dalam hidupnya menghadapi permasalahan kesehatan yang serius seperti virus corona.

Sebelumya, Johnson pernah masuk rumah sakit beberapa kali, tapi kebanyakan karena cedera main rugby.

“Aku mematahkan hidungku, jariku, pinggangku, tulang rusuk dan beberapa bagian tubuh lain, tapi aku tak pernah punya penyakit seserius ini,” terangnya.

“Aku ingin menekankan ini. Ada orang yang aku kenal baik, yang aku yakin kita berdua kenal baik, yang masih dalam ventilasi, yang masih koma. Ada begitu banyak yang menderita, begitu banyak keluarga yang masih menghadapi kecemasan besar,” lanjutnya.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kiri) menerima Wali Kota London Boris Johnson di rumah dinas gubernur, Jalan Taman Suropati 7, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (29/11/2014).
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kiri) menerima Wali Kota London Boris Johnson di rumah dinas gubernur, Jalan Taman Suropati 7, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (29/11/2014). (KOMPAS.COM/ADYSTA PRAVITRARESTU)

"Begitu banyak yang kehilangan orang yang dicintai dan jadi jika Anda bertanya kepada saya Apakah saya didorong oleh keinginan untuk menghentikan penderitaan orang lain?” tanyanya.

“Ya, saya akan. Tetapi saya juga didorong oleh keinginan yang besar untuk mendapatkan negara kami secara keseluruhan kembali, kembali sehat, maju dengan cara yang kami bisa dan saya sangat yakin kami akan sampai di sana,” tutup Johnson.

Jumlah total kematian terkait virus corona yang dilaporkan di Inggris saat ini mencapai 28 ribu lebih.

Namun, Wakil Kepala Petugas Kesehatan Inggris Dr Jenny Harries mengatakan jumlah orang yang dirawat di rumah sakit karena virus telah turun 13% selama seminggu terakhir.

Pada hari Sabtu (2/5/2020), pemerintah menjanjikan 76 juta poundsterling untuk mendukung anak-anak yang rentan, korban kekerasan dalam rumah tangga dan perbudakan modern, yang terperangkap di rumah selama penguncian.

Pengumuman itu menyusul laporan-laporan tentang gelombang kekerasan dalam minggu-minggu sejak lockdown itu dilakukan.

( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved