Gaji Kru Trans Jogja Tak Terpengaruh meski Penumpang Trans Jogja Turun 93 Persen

“Pemasukan dari penumpang mengurangi subsidi pemerintah,” tandasnya.

Dia menambahkan, sebagai transportasi publik, anggaran Trans Jogja sepenuhnya dibiayai Pemda DIY sebagai pemangku pelayanan publik. Trans Jogja sendiri dikelola BUMD dengan sistem buy the service.

Terpisah, Isdiyono, seorang ticket guide assist (TGA) Trans Jogja Halte Ngabean mengungkapkan selain jam operasional yang dikurangi menjadi pukul 06.00-19.00 WIB (kondisi normal pukul 05.00-22.00 WIB), hari kerjanya pun ikut berkurang.

“Biasanya tiap lima hari kerja, sehari libur. Sekarang tiap tiga hari masuk, satu hari libur. Lebih longgar,” ujarnya.

Namun demikian, Isdiyono mengatakan gaji yang dia terima tak ikut berpengaruh alias tetap. “Nggak pengaruh ke gaji,” tuturnya.

• 14 Bus Trans Jogja Siap Layani Wisatawan dari Amongrogo dan Gembira Loka Menuju Kawasan Malioboro

Dia menjelaskan, selama wabah corona pada April rata-rata jumlah penumpang Trans Jogja yang naik dari Halte Ngabean sebanyak 60-an orang, sementara pada kondisi normal bisa mencapai 220 orang lebih.

“Di sini (halte) tersedia hand sanitizer untuk penumpang, disemprot setiap hari dengan disinfektan. Obat disinfektan diantar ke sini oleh petugas dari kantor PT AMI,” urainya.

Trans Jogja juga memberlakukan protokol pencegahan Covid-19. Dari 40 tempat duduk, kini hanya 20 tempat duduk yang bisa digunakan karena aturan physical distancing.

Selain itu, pada armada bus Trans Jogja juga dilakukan pembersihan dengan disinfektan dan fogging pada pagi dan malam setiap harinya. (TRIBUNJOGJA.COM)