70 Persen Anggota Dekranasda Kota Yogyakarta Terdampak Pandemi Covid-19
Ketua Dekranasda Kota Yogyakarta, Ana Haryadi, mengatakan anggota terdampak karena usahanya tidak berjalan selama merebaknya COVID-19.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sekitar 70 persen anggota Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Yogyakarta terdampak pandemi COVID-19.
Ketua Dekranasda Kota Yogyakarta, Ana Haryadi, mengatakan anggota terdampak karena usahanya tidak berjalan selama merebaknya COVID-19.
Menurut dia, pelaku usaha yang paling terdampak adalah pelaku usaha di bidang kerajinan tangan dan batik.
Hal itu karena segmen pasar kedua bidang tersebut berkaitan erat dengan wisatawan.
"Perkiraan ada sekitar 70 persen anggota Dekranasda yang terdampak. Mereka tidak bisa membuka usaha karena pasar mereka adalah wisatwan. COVID-19 juga berdampak pada wisatawan. Saat ini hampir tidak ada wisatwan di Kota Yogyakarta," katanya, Minggu (26/04/2020).
Meski mengalami dampak yang besar, ia menilai anggotanya sangat cepat beradaptasi.
Dengan kondisi saat ini, menuntut anggotanya untuk inovatif dalam mengembangkan usaha.
Anggota Deskranasda Kota Yogyakarta banyak yang memilih mengganti usaha.
Beberapa anggota memilih untuk berjualan sembako, masker, bahkan daster.
Ia menerangkan saat ini metode penjualan yang digunakan adalah berbasi daring. Baik melalui whatsapp, maupaun melalui market place.
"Sebagai pengusaha mereka harus beradaptasi dengan kondisi seperti ini. Saat ini mereka sangat bagus. Ada yang memilih jualan produk lain, yang lebih dibutuhkan saat ini,"terangnya.
"Ada juga yang jualan daster, bahkan kami dapat laporan kalau daster rumahan saat ini banyak dicari. Ya ini dampak COVID-19, banyak yang bekerja dari rumah, akhirnya daster rumahan juga dibutuhkan,"sambungnya.
Sebelumnya, Kabid Usaha Kecil Mikro Dinas Koperasi UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta, Rihari Wulandari, mengatakan pelaku usaha harus inovatif dalam menghadapi dampak COVID-19.
Pihaknya pun terus memberikan motivasi agar pelaku usaha bangkit.
"Kami terus berikan motivasi, memang banyak sekali yang terdampak. Tetapi dengan adanya COVID-19 ini meraka harus inovatif. Mereka tetap produksi bahkan alih profesi," ujarnya. (*)
