Mutiara Ramadhan

Ramadhan di Tengah Pandemi Covid-19

Ramadhan menjadi madrasah dan pusat latihan bagi seorang muslim, menempa diri dengan berbagai sifat terpuji, melawan hawa nafsu dan menangkal godaan

aboutislam.net
Ilustrasi 

Sementara untuk wilayah zona hijau, bisa dilaksanakan ibadah sebagaimana biasa dengan tetap menjaga protokol kesehatan seperti mencuci tangan, pengecekan suhu, membawa sajadah sendiri, menjaga jarak antar jamaah minimal 1 meter, membawa masker dan lainnya.

Walaupun demikian, dari semua hal tersebut yang tidak boleh terlupakan adalah senantiasa menyelipkan doa disetiap ibadah kita, memohon kepada Allah agar situasi pelik pandemik ini segera berlalu dan siutuasi kembali seperti kehidupan biasa dan menjadi lebih baik.

Terkait dengan ibadah sosial di bulan Ramadhan harusnya lebih ditingkatkan. Dampak sosial ekonomi covid-19 telah menjadikan sebagian tidak bisa maksimal bekerja atau bahkan kehilangan pekerjaannya, sehingga sebagian orang mengalami kesulitan ekonomi.

Maka dari itu, Ramadhan melatih kita untuk punya kepedulian sosial yang besar terhadap lingkungan sosial masyarakat di mana kita hidup, sehingga sedekah, infaq, dan berbagi ke masyarakat sekitar kita harus ditingkatkan.

Nabi bersabda: “Tidaklah beriman kepada-Ku, orang yang tidur dalam keadaan kenyang, sedang tetangganya kelaparan sampai ke lambungnya, padahal ia tahu” (HR. Bukhori dalam Al-Adab Al-Mufrod).

Dengan puasa, kita dilatih untuk merasakan lapar, tidak makan dan minum dari terbit fajar hingga terbenam matahari, yang harusnya menjadi pembelajaran bagi kita untuk punya kepedulian sosial yang tinggi.

Ramadhan melatih kita untuk peduli dan berbagi supaya kita tidak masuk kategori orang-orang yang mendustakan agama yaitu orang yang suka menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin (Qs. Al-Maun: 1-3)

Ramadhan harusnya menginspirasi umat Islam untuk menjadi kepompong, yang kemudian lahir menjadi kupu-kupu yang indah di bulan syawwal. Untuk menjadi kepompong kita harus puasa, qiyamu Ramadhan (tarawih), i’tikaf, tadarus, tafakur, dan tadabur terhadap ayat-ayat Allah serta melakukan ibadah sosial dengan peduli dan berbagi lewat amal sedekah, infaq, wakaf, zakat, membantu sesama.

Ramadhan menjadi madrasah dan pusat latihan bagi seorang muslim, menempa diri dengan berbagai sifat terpuji, melawan hawa nafsu dan menangkal godaan syetan serta  mengeleminasi sifat-sifat tercela sehingga bulan syawwal dan sebelas bulan setelahnya betul-betul diwarnai oleh ibadah Ramadhan. Out put-nya adalah menjadi orang yang saleh secara ritual dan sholeh secara sosial. (*)

*Oleh: H.M. Ikhsanudin, MSI (Ketua LDNU DIY)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved