Ramadan 2020
Menjalani Ramadan 2020 di Tengah Ujian Pandemi, Peristiwa Kehidupan dan Uji Iman
Sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an surat al-Ankabut [29] ayat 2, ikrar keimanan justru merupakan pintu gerbang
Rasulullah saw. pernah menggambarkan perihal keluasan iman ini dengan mengatakan, iman itu bisa lebih dari 70 cabang.Bahkan malu saja disebut sebagai bagian dari iman [HR. Muslim; No. 57]. Jika perihal keimanan itu sedemikian banyak jumlahnya, maka uji kualitasnya pun mesti berkisar di jumlah yang tidak jauh beda.
Kita bisa mengambil contoh dalam praktik keseharian, bagaimana ujian keimanan itu kita jalani.
Dalam shalat, misalnya, kita membaca surat al-fatihah sebagai salah satu syaratnya. Dalam bacaan fatihah kita membaca kata ar-Rahman dan ar-Rahim masing-masing sebanyak 2 kali dalam satu kali baca.
Belum lagi dijumlahkan dalam bilangan rakaat yang dilakukan dalam beberapa kali shalat. Kata Rahman dan Rahim adalah dua sifat sekaligus nama Allah swt.Tentunya, membaca dua kalimat tersebut tidak sekadar membaca saja.
Tujuan terpenting dari kedua sifat itu adalah menumbuh-kuatkan keimanan kita tentang welas-asihnya Sang Pemilik nama tersebut; Allah swt. Akan tetapi, apakah setiap yang membaca akan mengalami penguatan keimanan ?
Jawabannya belum tentu, meski pun secara verbal dinyatakan beriman. Sebab keimanan tidak cukup dengan diungkapkan dengan kata-kata, bahkan ia akan diuji setiap saat.
Situasi pandemik global seperti yang kita alami hari-hari ini, keimanan kita mendapatkan ujian yang lebih, baik secara kualitas sekaligus kuantitas. Seperti contoh di atas, hari ini, keimanan kita terhadap rahman-rahim, welas asihNya Allah swt. benar-benar mengalami momentum uji kualitas. Bagaimana kita hari ini, tetap menjaga iman dengan meyakini bahwa Allah swt.
tetap akan memelihara kita. Bahwa peristiwa yang sedang menimpa kita tetap berada dalam naungan kasih sayangNya, bahwa kita tetap dalam pantauanNya. dalam sebuah pesannya, Rasulullah saw. menasehati umatnya agar senantiasa membangun prasangka baik kepada Allah swt.
Bagi orang beriman, keyakinan bahwa Allah swt. tidak akan menguji di luar batas kemampuannya, harus tetap dijaga, sebab itu adalah janji yang pasti.
Dari tulisanini, ada beberapa kata kuci yang perlu digaris bawahi; pertama, ikrar keimanan adalah gerbang menuju ruang-ruang uji kualitas keimanan. Kedua, uji kualitas keimanan adalah suatu keniscayaan yang tidak hanya diperuntukkan kepada kita, tetapi juga umat beriman sebelum kita.
Ketiga, setiap ucapan kita terkait sifat atau nama Allah swt. dapat menjadi materi uji keimanan yang harus selalu dipersiapkan. Kelima, berbaik sangka kepada Allah swt., bahwa setiap peristiwa kehidupan yang kita alami tetap berada dalam dekap kasih saying dan pantauanNya.
Selamat menunaikan ibadah puasa, semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT. ( Tribunjogja.com )