Suhu Panas dan Sinar Matahari Diklaim Bisa Membunuh Virus Corona

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengatakan bahwa panas, kelembaban, dan sinar matahari bisa membunuh virus corona.

Editor: Joko Widiyarso
Getty Images/AFP TASOS KATOPODIS
Donald Trump 

TRIBUNJOGJA.COM - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengatakan bahwa panas, kelembaban, dan sinar matahari bisa membunuh virus corona.

Hal ini diungkapkan Trump saat konferensi pers harian Gedung Putih pada Kamis (23/4/2020).

Presiden mengutip laporan baru dari direktorat ilmu pengetahuan dan teknologi Homeland Security.

"Para ilmuwan di DHS telah merilis sebuah laporan yang menawarkan bagaimana virus bereaksi terhadap temperatur, iklim dan permukaan yang berbeda," kata Trump sebagaimana dikutip dari Metro.

BREAKING NEWS : Update Covid-19 Bantul 24 April 2020, 3 Warga Dinyatakan Sembuh

Tiga Tahun Parkir di Bandara Soekarno Hatta, Biaya Parkir BMW Ini Capai Rp 115 Juta

"Temuan ini mengonfirmasi bahwa virus bertahan lebih baik di lingkungan yang lebih dingin, lebih kering dan tidak lebih baik di lingkungan yang lebih hangat dan lebih lembab," tambahnya.

Trump menegaskan bahwa sebentar lagi akan ada orang yang bisa menerangkan teori yang disebutkannya lebih detail.

"Tunggu hingga Anda mendengar angka-angkanya. Anda bahkan tidak akan mempercayainya," jelasnya.

"Kami akan mengawasi dengan cermat untuk musuh yang tak terlihat (corona). Setiap hari kita belajar lebih banyak tentang musuh ini," jelas Trump.

Memasuki Ramadan, Bupati Klaten Bagi-bagi Masker ke 3 Kecamatan

Mulai Besok PT KAI Tak Layani Perjalanan Jauh

Bos Direktorat Ilmu dan Teknologi Keamanan Dalam Negeri, Bill Bryan kemudian naik ke podium, dan mengungkapkan bahwa suhu di atas 70F (21C) dikombinasikan dengan paparan sinar matahari langsung dapat membunuh partikel virus corona hanya dalam dua menit .

"Pengamatan kami yang paling mencolok hingga saat ini adalah efek kuat yang dimiliki cahaya matahari untuk membunuh virus, baik permukaan maupun udara."

"Kami telah melihat efek serupa dengan suhu dan kelembaban juga, di mana meningkatkan suhu dan kelembaban atau keduanya umumnya kurang menguntungkan terhadap virus," kata Bryan dikutip dari US News.

Ini menimbulkan harapan bahwa wabah saat ini bisa memudar di musim panas.

Beberapa studi pendahuluan telah mengatakan bahwa suhu yang lebih panas bisa jadi tidak menguntungkan untuk penyebaran virus.

Namun, virus corona terbukti masih menyebar di negara-negara bermusim panas.

Musim dingin
Wakil Presiden Mike Pence mengatakan temuan ini bisa memperpanjang waktu para ilmuwan AS dalam mempersiapkan kemungkinan kebangkitan virus di musim dingin.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved