Penularan Virus Corona di Yogyakarta, Mulai Zona Merah Kini Ada Temuan Kasus G3
Tim Gugus Tugas percepatan penanganan Covid-19 DI Yogyakarta telah melakukan penelitian kepada 713 kasus yang telah terkonfimasi
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Iwan Al Khasni
"Oleh karena itu, perlu adanya kegiatan contact tracing dan skrining serologis yang lebih ekstensif untuk melihat sebaran penularan lokal di populasi," sambungnya.
Lebih lanjut pria yang juga menjabat sebagau Direktur Pusat Kedokteran Tropis UGM ini memaparkan, sudah ada tiga kasus di G3 atau penularan lokal.
"Yang dua ada di Kabupaten Sleman. Sementara satunya saya lupa," terangnya.
Lalu bagaimana untuk pencegahannya?
Mengenai hal itu, Andono menyebut screening, rapid test secara intens sangat diperlukan.
Karena, lanjut dia, hanya cara seperti itu bisa segera dilakukan pemutusan rantai penyebaran lokal.
"Karena indikasi untuk meluas sudah mulai terlihat. Karena satu positif bisa menularkan dua hingga tiga, bahkan lebih. Namun, upaya pencegahan juga masih luas," tegasnya.
*Tim Ahli Sulit Potong Rantai Penyebaran Lokal*
Peneliti Epidimiologi ini menyimpulkan jika pemotongan rantai penularan lokal lebih sulit.
Alasannya, menurut Andono karena mobilitas interaksi yang tak bisa dibendung.
Lalu bagaimana kecepatan penyebaran lokal tersebut?
Menurutnya, pola interaksi sangat memengaruhi percepatan penanganan Covid-19.
"Itu menjadi jalan terakhir karena vaksin belum juga ditemukan," tegasnya.
Ia mencontohkan, kasus lokal di Jakarta ada 24 ribu, Jawa Barat sekitar 20 ribu. Dari screening yang dilakukan itu sekitar 2,5 persen hingga 3 persen dari jumlah keseluruhan.
"Makanya kecepatan virus tersebut menyebar tergantung pola interaksi masyarakat itu sendiri," imbuhnya.