Wabah Virus Corona

Penjelasan WHO soal Kapan Pandemi Virus Corona Berakhir

Banyak model penelitian yang merefleksikan kapan pandemi virus corona berakhir. Ada yang bilang Mei, Juni bahkan Juli. Namun, Organisasi Kesehatan Du

Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Rina Eviana
Keimyung University Dongsan Hospital via koreaherald
Staf medis di Rumah Sakit Daegu Dongsan khusus penanganan virus corona 

TRIBUNJOGJA.COM, JENEWA - Banyak model penelitian yang merefleksikan kapan pandemi Virus Corona berakhir. Ada yang bilang Mei, Juni bahkan Juli.

Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri mengatakan pandemi ini akan berlangsung lama. Hingga kini, lebih dari 2 juta orang di dunia terkena Virus Corona. Kerugian di setiap sektor tak terelakkan.

Di Indonesia sendiri, sudah ada 7.775 kasus virus COVID-19 yang terlacak dan 600 lebih masyarakat meninggal karena virus itu.

Paris, salah satu kota di dunia yang melaksanakan program lockdown demi mencegah penyebaran virus corona di Prancis
Paris, salah satu kota di dunia yang melaksanakan program lockdown demi mencegah penyebaran virus corona di Prancis (www.news18.com)

Direktur Jenderal Prganisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus memberikan peringatan kepada negara yang bisa menurunkan jumlah kasus Virus Corona untuk tidak jumawa. Sebab, masih terjadi kemungkinan muncul kasus baru.

Apalagi negara yang baru memasuki tahap awal pandemi.

“Sebagian besar negara masih dalam tahap awal epidemi mereka. Beberapa yang terkena dampak awal pandemi sekarang mulai melihat peningkatan dalam beberapa kasus," kata Ghebreyesus melansir dari South China Morning Post, Rabu (22/4/2020) waktu Jenewa, Swiss.

" Jangan salah, kita masih harus menempuh jalan panjang. Virus ini akan bersama kita untuk waktu yang lama,” bebernya lagi.

Gambar yang diambil dari drone menunjukkan pekerja sedang menggali kuburan massal di Hart Island, New York, untuk memakamkan para korban meninggal akibat virus corona. Foto diambil pada 9 April 2020.
Gambar yang diambil dari drone menunjukkan pekerja sedang menggali kuburan massal di Hart Island, New York, untuk memakamkan para korban meninggal akibat virus corona. Foto diambil pada 9 April 2020. (LUCAS JACKSON/REUTERS)

Ia menegaskan, permintaan agar masyarakat tetap di rumah dan menjaga jarak fisik harus dilakukan, mengingat metode itu bisa menekan transmisi di banyak negara.

“Virus ini berbahaya. Bukti awal menunjukkan sebagian besar populasi dunia tetap rentan. Itu berarti epidemi dapat dengan mudah menyala kembali,” katanya.

Tak Hanya Indonesia, Berikut 9 Negara yang Bebaskan Napi di Tengah Pandemi Virus Corona

Dua Skenario Ahli Soal Puncak Pandemi, Jumlah Kasus dan Kapan Virus Corona Indonesia Berakhir

WHO tak menampik ada banyak orang yang ingin melanjutkan hidup mereka. Maka dari itu, mereka semua bekerja sepanjang hari, setiap hari untuk menyelesaikan pandemi ini.

“Tetapi dunia tidak akan dan tidak bisa kembali ke keadaan semula. Harus ada ‘normal baru’, dunia yang lebih sehat, lebih aman dan lebih siap,” paparnya lagi.

Stasiun Grand Central terlihat sepi setelah virus corona menghantam Kota New York. Biasanya, stasiun ini selalu penuh orang berlalu lalang selama 24 jam
Stasiun Grand Central terlihat sepi setelah virus corona menghantam Kota New York. Biasanya, stasiun ini selalu penuh orang berlalu lalang selama 24 jam (Instagram.com/discovernyc)

Tak lupa, ia mengingatkan setiap negara agar mampu menemukan setiap kasus, mengisolasinya, mengetesnya hingga melacak dan mengkarantina setiap kontak.

“Edukasi, ikut sertakan dan dorong masyarakat Anda. Pertarungan ini tidak akan efektif tanya memberdayakan masyarakat,” ujar Ghebreyesus.

Menurutnya, negara yang tak melakukan program diatas secara konsisten akan menghadapi lebih banyak kasus. Ketika banyak kasus, ada banyak jiwa-jiwa yang meninggal karena Virus Corona.

Ditambahkan, WHO juga melawan stigma dan diskriminasi yang terjadi akibat penyebaran wabah virus corona di dunia ini.

“Ini waktunya untuk bersatu, bukan berstigma,” tandasnya.

( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved