Update Corona di DI Yogyakarta

Pemkot Yogya Berharap Larangan Mudik Tekan Penularan COVID

Dengan adanya pelarangan mudik diharapkan dapat memutus rantai penularan COVID-19 di Kota Yogyakarta.

Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Christi Mahatma
Wakil Walikota Yogyakarta sekaligus Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Kota Yogyakarta mendukung larangan mudik dari pemerintah pusat.

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan dengan adanya pelarangan mudik diharapkan dapat memutus rantai penularan COVID-19 di Kota Yogyakarta.

Menurut dia, kasus COVID-19 di Kota Yogyakarta didominasi imported case atau berasal dari luar Kota Yogyakarta.

Dengan adanya pelarangan mudik, otomastis dapat mengurangi jumlah warga luar kota untuk memasuki Kota Yogyakarta.

BREAKING NEWS : Update Data Covid-19 Kota Yogya 21 April 2020, Pasien Positif COVID-19 Bertambah

"Kasus di Kota Yogyakarta belum ada yang transmisi lokal. Sebagian besar karena perjalanan ke luar. Dengan adanya batasan mudik, harapannya dapat membatasi perputaran orang keluar masuk, dengan demikian penyebarannya bisa turun," katanya saat ditemui wartawan di Balai Kota Yogyakarta, Selasa (21/04/2020).

Ia melanjutkan memang perlu ada ketegasan terkait perputaran antarkota.

Perbatasan-perbatasan perlu mendapat perhatian khusus, dan skrining di perbatasan harus ketat. 

Kota Yogyakarta memang belum memiliki banyak kasus COVID-19. Jumlah pasien positif COVID-19 di Kota Yogyakarta saat ini hanya enam orang saja.

Sementara Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang mendapat perawatan intensif tercatat 15 pasien.

"Kasus kita sedikit, sebaran tidak luas. Secara persyaratan memamng kita belum bisa mengajukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Namun dengan adanya larangan mudik, warga luar yang masuk bisa terkontrol," lanjutnya.

"Kita pernah adakan diskusi, memang yang perlu kita perlukan adalah konsisten dalam membatasi perputaran antarkota. Yang masuk kita perketat, sementara saat ini di dalam kota masih longgar. Tetapi bukan berarti masyrakat boleh bebas. Protokol pencegahan tetap wajib dijalankan," ujarnya.

Solidaritas Pangan Jogja Bagikan Nasi Bungkus Gratis di Tengah Wabah Virus Corona

Terpisah, Kepala UPT Terminal Giwangan, Bekti Zunanta menambahkan penumpang di Terminal Giwangan semakin menurun.

Kendati demikian, masih ada pemudik yang datang dari Jabodetabek.

Ia mencatat sudah ada 11 bus yang masuk ke Terminal Giwangan dari Jabodetabek.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved