Pendidikan
Mahasiswa UNY Teliti Metode Pengelolaan TK untuk Persiapan Masuk SD
Oleh karenanya, masa sensitif ini adalah masa yang tepat untuk memberikan berbagai rangsangan pendidikan dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan j
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Anak TK kelompok B usia 5-6 tahun merupakan masa sensitif dalam menerima berbagai rangsangan.
Pada usia 4-8 tahun anak mengalami pertumbuhan sel jaringan otak sebesar 80 persen.
Oleh karenanya, masa sensitif ini adalah masa yang tepat untuk memberikan berbagai rangsangan pendidikan dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani.
Hal ini supaya anak memiliki kesiapan belajar dalam memasuki pendidikan selanjutnya, yaitu jenjang SD.
Untuk itu kesiapan belajar anak penting untuk disiapkan sejak usia TK.
• Cegah Penyebaran Covid-19, Disdikpora Gunungkidul Mulai Liburkan TK dan PAUD
Guna mencapai pembelajaran yang efektif maka perlu upaya untuk menciptakan dan mengelola kelas yang menyenangkan bagi anak dalam melakukan berbagai aktivitas pembelajaran.
Inilah yang menjadi fokus penelitian mahasiswa program studi PG PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan UNY yakni Dian Utami, Anggi Prahastuti dan Khodijah.
Mereka meneliti metode pengelolaan kelas di TK kelompok B sebagai persiapan melanjutkan ke jenjang SD.
Dian Utami mengungkapkan anak dikatakan siap belajar di tingkat sekolah dasar dapat dilihat dari kematangan biologis anak sesuai umurnya.
”Selain kematangan biologis, kematangan sosial emosional juga sangat penting dimiliki anak," ujarnya Senin (20/4/2020).
Hal yang menjadi pertanyaan utama untuk anak adalah bagaimana kondisi mereka saat hari pertama masuk sekolah dasar.
Sebagian anak ada yang menangis karena khawatir ditinggal orangtua, dan sebagian lain merasa tenang.
• KB-TK dan SD Pedagogia Gelar Open House dan Pameran Project Siswa
Anak yang sebelumnya menempuh pendidikan di TK cenderung mempunyai rasa percaya diri yang matang.
"Adanya teman sebaya yang juga bersekolah di SD yang sama juga membantu peningkatan rasa percaya diri anak. Inilah pentingnya peran TK dalam mempersiapkan anak menuju SD," kata dia.
Anggi Prahatuti mengatakan pembelajaran di TK kelompok B, dengan usia 5-6 tahun, lebih menyiapkan anak untuk siap memasuki sekolah dasar.
Sedangkan pembelajaran di usia 4-5 tahun (TK A) difokuskan pada pengenalan.
Pada usia 5-6 tahun anak sedikit demi sedikit mulai diajari pengaplikasiannya.
"Proporsi pengajaran dan tujuan pembelajaran di TK dan SD berbeda,” katanya.
Pembelajaran di TK merupakan persiapan anak dalam menghadapi kehidupan di masyarakat.
Di dalamnya berisi pembiasaan, pembelajaran life skill dan process skill.
"Pembelajaran di SD kelas 1-3 lebih bersifat akademis dan membutuhkan konsentrasi lebih lama dalam menghadapi pelajaran yang lebih kompleks," ungkapnya.
Esensi pembelajaran di kelas rendah adalah pembelajaran konkret.
Proses pembelajaran tidak sekedar menghafal konsep atau fakta, tetapi harus menghubungkan konsep sehingga menjadi pemahaman yang utuh.
• Belajar Ekosistem Lewat Pop Up Karya Mahasiswa UNY
Khodijah menjelaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan di TK Pedagogia Yogyakarta.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di TK Pedagogia ada beberapa syarat dan ketentuan anak TK Kelompok B dinyatakan lulus dan siap untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya.
Anak kelompok B dinyatakan lulus jika sudah memenuhi seluruh aspek perkembangan yang tercantum dalam Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA).
Diantara seluruh aspek perkembangan yang terdapat di STPPA, TK Pedagogia lebih menekankan pada satu aspek perkembangan yaitu aspek perkembangan sosial emosional.
Disamping itu anak juga harus memiliki sikap mandiri, disiplin dan percaya diri karena hal tersebut akan memudahkan anak untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
Siswa kelompok B TK Pedagogia lulus tidak harus bisa calistung.
Karena dari pihak sekolah tidak mewajibkan siswanya untuk bisa calistung, guru hanya menstimulasi anak dengan mengenalkan huruf dan angka.
“Kesimpulan yang bisa diambil dalam faktor pendukung pengelolaan kelas antara lain, anak mudah diberi pengarahan, suasana sekolah yang menunjang pembelajaran, sarana prasarana yang mendukung pengelolaan kelas serta adanya partner untuk berbagi tugas," ujarnya.(TRIBUNJOGJA.COM)