Wabah Corona

Pemkab Sleman Akan Siapkan RS Intermediate untuk Membantu Atasi Pasien Covid-19

Setelah menyiapkan rumah sakit rujukan untuk Covid-19, kini Pemkab Sleman tengah menyiapkan rumah sakit antara (intermediate) untuk menangani pasien d

Penulis: Santo Ari | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Setelah menyiapkan rumah sakit rujukan untuk Covid-19, kini Pemkab Sleman tengah menyiapkan rumah sakit antara (intermediate) untuk menangani pasien dengan gejala Covid-19.

Rumah sakit antara ini disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan jumlah kasus Covid-19 di wilayah Sleman.

Setidaknya ada 14 RS yang akan disiapkan dan tinggal menunggu SK dari Bupati Sleman.

Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo mengatakan rumah sakit intermediate tersebut berasal dari RS kelas C dan D, di mana selama ini menjadi rumah sakit umum ada juga yang khusus.

Dengan adanya rumah sakit intermediate ini diharapkan mampu membagi beban dengan rumah sakit rujukan.

Disperindag Sleman Terapkan SOP ke Pedagang dan Pengunjung Pasar Tradisional

"Kami tidak tahu ke depan kasus Covid-19 naik atau turun. Oleh karenanya, kami siapkan potensi rumah sakit yang ada di Sleman," jelas Joko Hastaryo.

Adapun 14 rumah sakit tersebut di antaranya RS Panti Nugroho, Mitra Paramedika, Gramedika 10, RS Condongcatur, Puri Husada, RSK Sadewa, RSKB Sinduadi, Queen Latifa, Mitra Sehat, Panti Baktiningsih, RS UAD, Arvita Bunda dan At Taurots.

Dengan penambahan rumah sakit intermediate tersebut, minimal terdapat tambahan 14 ruang isolasi baru di wilayah Sleman.

Joko juga memaparkan bahwa saat ini, Dinkes menunggu SK dari Bupati Sleman agar kebutuhan rumah sakit intermediate tersebut bisa dibantu oleh Pemkab.

Jika rumah sakit dinyatakan sudah siap menjadi intermediate dan ditetapkan melalui SK Bupati, maka rumah sakit tersebut dapat merawat pasien yang terkait Covid-19.

Update Corona di DIY: Kasus Positif Covid-19 Bertambah Tiga, Dua Pasien Dinyatakan Sembuh

"Kami bisa memberikan bantuan APD dan alkes, kalau untuk fasilitas lainnya bisa disiapkan rumah sakit. Bagaimanapun, pemberian bantuan harus ditetapkan melalui SK Bupati," terangnya.

Sementara itu, Direktur RS Panti Nugroho, Tandean Arif Wibowo menyatakan pihaknya siap menjadi rumah sakit intermidiate dan tengah menunggu SK Bupati. Pihaknya pun akan menyiapkan empat kamar isolasi

"Kami rumah sakit non rujukan. Dengan menjadi rumah sakit intermidiate diharapkan bisa lebih optimal melayani pasien Covid-19," paparnya.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved