Nasional

Pemudik Berpotensi Timbulkan Lonjakan Pasien Covid-19, Pakar Usulkan Pelarangan Mudik

Menanggapi hal itu, Koordinator Tim Respons Covid-19 UGM, dr. Riris Andono Ahmad mengatakan sebaiknya pelarangan mudik memang dilakukan.

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Bramasto Adhy
Ilustrasi Mudik Lebaran: Pemudik melintasi Jalan Wates, Yogyakarta, Minggu (10/6/2018) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Kementerian Perhubungan tengah mengkaji kemungkinan pelarangan mudik lebaran 2020.
Dikutip dari bali.tribunnews.com (Jumat, 17 April 2020), Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi mengungkapkan bila perkembangan Covid-19 terus seperti saat ini, bisa jadi larangan mudik dilakukan oleh pemerintah.

Hal itu disampaikan Budi dalam konferensi pers virtual yang dilakukan Jumat (17/4/2020).

Lebih lanjut, kata dia, kementerian terkait masih mengkaji skema seperti apa yang akan dilakukan jika mudik benar-benar dilarang.

Menanggapi hal itu, Koordinator Tim Respons Covid-19 UGM, dr. Riris Andono Ahmad mengatakan sebaiknya pelarangan mudik memang dilakukan.

"Karena bisa jadi yang dari luar Jogja (misalnya) menularkan di Jogja. Atau bila ke suatu daerah yang belum terinfeksi, dia akan memunculkan outbreak (wabah) baru," ujar Andono yang juga pakar epidemiologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM.

Pemudik Masih Terus Berdatangan, Gunungkidul Perketat Pengawasan Pintu Masuk

Dia menambahkan, bisa jadi pemudik yang tampak sehat di kota asal, semisal Jakarta, namun sudah terinfeksi, lalu saat di DIY dia baru sakit. Atau dia terinfeksi saat baru berada di DIY.

"Ini nanti akan menambah beban baru untuk daerah. Padahal layanan kesehatan di daerah kan terbatas dan ditanggung oleh pemerintah setempat," tuturnya.

Sementara, pemerintah daerah perlu selalu melakukan peningkatan kapasitas layanan kesehatan.

Semisal, mengusahakan rapid test, menyiapkan rumah sakit, menambah ventilator, memperluas skrining, dan lain sebagainya.

Secara umum, lanjut Andono, jika masih banyak pemudik saat lebaran, maka satu bulan setelah lebaran akan terjadi lonjakan penularan kembali.

"Mudiklah tahun depan," tegas Andono.

Terpisah, Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) untuk Inovasi dan Teknologi Transportasi, Arif Wismadi menjelaskan, efektivitas pelarangan mudik selalu berkaitan dengan tujuan.

"Saat pandemi, pengaturan mudik bertujuan untuk mengurangi penyebaran Covid-19. Untuk tujuan tersebut, maka ada korelasi yang tinggi antara pelarangan mudik dan berkurangnya penyebaran virus," ujarnya ketika dihubungi Tribun Jogja, Jumat (17/4/2020).

Bulan Puasa dan Lebaran, Bupati Magelang Minta Warga Tidak Mudik Dulu

Namun, lanjutnya, apakah pelarangan tersebut akan dipatuhi atau tidak adalah yang harus diantisipasi dan merupakan syarat adanya tindakan lanjutan dari pelarangan tersebut.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved