Yogyakarta
Keraton Yogyakarta Luncurkan Gendhing Sekaten dan Kurmat Dalem Melalui YouTube
Tradisi ini konon telah berlangsung sejak masa Kerajaan Demak, di mana para wali menggunakan momentum kelahiran Nabi Muhammad SAW untuk berdakwah deng
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat melakukan launching atau peluncuran Gendhing Sekaten dan Gendhing Kurmat Dalem melalui kanal YouTube “Kraton Jogja” pada Rabu (15/4/2020) pukul 19.30 WIB.
Agenda ini merupakan bagian dari proses digitalisasi kekayaan budaya keraton yang terus berjalan.
Dari pantauan Tribunjogja.com terdapat 20 gendhing yang ditayangkan perdana di kanal YouTube resmi milik Keraton Yogyakarta tersebut.
Di antaranya ada 16 Gendhing Sekaten dan 4 Gendhing Kurmat Dalem.
Hingga 15 menit pemutaran ada ratusan penonton di masing-masing tayangan gendhing.
Sebagian juga membubuhkan “like” dan komentar.
• Proyek Jokteng Keraton Yogyakarta Ditarget Selesai Akhir Tahun
Semisal akun Raden Syahrul Algustaf yang menuliskan: Rahayu tetap jaya selalu.
Lalu akun Ardian Purwoseputro yang berkomentar: Syahdu…. Sementara, akun Sudiro Sudiro mengatakan: relaksasi ala jawa.. mengheningkan cipta.
Melalui deskripsi keterangan akun YouTube Kraton Jogja, Gendhing Sekaten adalah gendhing yang hanya dimainkan setahun sekali di Pagongan Masjid Gedhe saat Keraton Yogyakarta melaksanakan Hajad Dalem Sekaten memeringati kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Menilik asal namanya, gendhing ini berasal dari nama Sekati, sepasang gamelan milik Keraton Yogyakarta.
Gamelan Sekati sendiri terdiri atas sepasang gamelan Kanjeng Kiai (KK) Gunturmadu dan KK Nagawilaga yang hanya akan dikeluarkan dari keraton melalui Miyos Gangsa pada 5 Mulud untuk ditempatkan di Pagongan Masjid Gedhe.
• GBPH Yudhaningrat : Evaluasi Harus Dilakukan pada Gelaran Sekaten
Tradisi ini konon telah berlangsung sejak masa Kerajaan Demak, di mana para wali menggunakan momentum kelahiran Nabi Muhammad SAW untuk berdakwah dengan membunyikan Gamelan Sekati.
Masyarakat yang tertarik dengan suara gamelan akan berkumpul dan kemudian mendengarkan dakwah para wali hingga mengucap kalimat syahadat.
Selama berada di Pagongan, Abdi Dalem KHP Kridhomardowo secara bergantian akan menabuh Gamelan Sekati dengan memperdengarkan 16 Gendhing Sekaten yakni Rambu, Rangkung, Andhong-andhong, Lung Gadung, Rendeng, Yahume, Dhendang Subingah, Burung Putih, Gleyung, Lenggang Rambon, Bayemtur, Atur-atur, Orang aring, Salatun, Ngajatun, dan Supiyatun.
Pada tanggal 11 Mulud, Gamelan Sekati akan dikembalikan ke dalam keraton melalui prosesi Kondur Gangsa.
Lebih lanjut, gendhing-gendhing ini juga akan dipublikasikan melalui kapustakan.kratonjogja.id.
“Semoga dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi Sahabat semua. Sampai bertemu secara digital dan selamat mendengarkan,” tulis admin Kraton Jogja. (TRIBUNJOGJA.COM)