Wabah Virus Corona
Tips dari Pakar untuk Para Pekerja Agar Tidak Stres dan Bosan saat Bekerja dari Rumah (WFH)
Kegiatan kerja dari rumah atau work from home bisa jadi memberikan kesulitan lain bagi para pekerja yang biasa pergi ke kantor
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Rina Eviana
TRIBUNJOGJA.COM - Kegiatan kerja dari rumah atau Work From Home (WFH) bisa jadi memberikan kesulitan lain bagi para pekerja yang biasa pergi ke kantor. Rumah yang biasanya jadi tempat beristirahat, seketika juga menjadi tempat kerja.
Adaptasi untuk bisa bekerja di rumah adalah satu-satunya cara agar kita juga terhindar dari wabah virus corona yang masih menghantam Indonesia.

Seringkali kita juga tiba-tiba sulit membedakan hari libur dan hari kerja.
Pakar Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Indrayanti mengatakan selama WFH tidak ada kejelasan peran antara sebagai pekerja atau sebagai anggota keluarga.
“Untuk itu sebaiknya kita melakukan rutinitas seperti waktu bekerja kemarin. Memiliki ruang kerja, berpakaian rapi, membuat agenda harian, dan lain-lain,” jelasya dalam Sharing Session Online, Covid-19 dan Kesehatan Mental Mental Pada Orang yang Bekerja beberapa waktu lalu.
Menurut Indrayanti, alokasi waktu delapan jam kerja perlu didiskusikan bersama keluarga dan kantor.
“Jadi, nanti ada kesepakatan dan kesepakatan itu tentu untuk meminimalkan konflik,” ujar Indrayanti. Selain itu, alokasi waktu untuk diri sendiri juga sangat perlu, bahkan di luar darurat Covid-19.
Ini sebagai upaya untuk melepaskan ketegangan-ketegangan yang ada dalam pikiran, perasaan, dan mental.
Apalagi saat bekerja, pikiran, perasaan, dan mental sangat kencang, sehingga menurut Indrayanti hal-hal tersebut perlu dilepaskan.

Ditambahkannya, pekerja yang WFH penting untuk mengatur jadwal me time atau waktu untuk diri sendiri. Ini perlu dilakukan agar tak cepat stres dan tertekan.
“Waktu me time itu umumnya pagi, sore, atau malam. Nah, kita bisa memilih di antaranya. Kira-kira luangkan waktu sekitar satu jam,” jelasnya.
• 6 Tips Mudah Menyelesaikan Pekerjaan Tepat Waktu Ketika Work From Home
Sementara itu, rumah yang selalu dianggap sebagai tempat beristirahat membuat kita gagal fokus saat WFH.
Dalam situasi seperti ini, Indrayanti menekankan agar para pekerja melakukan self acceptance atau penerimaan diri.
Artinya kita menerima fakta bahwa dalam situasi darurat, kita terpaksa harus WFH dan pasti bakal menghadapi berbagai ‘gangguan’, serta tugas yang menumpuk.
“Para pekerja bisa mengidentifikasi apa saja yang diterima saat ini. Fakta ini harus kita terima dulu, jangan disangkal. Tidak terbiasa jangan kemudian menolak fakta yang ada. Fakta itu tidak bisa dinegosiasikan,” jelasnya.

Indrayanti menegaskan, sebenarnya WFH ini hanya mengalihkan lokasi saja. Substansi pekerjaannya tentu tidak berubah.