Pendidikan

Pakar Psikologi UGM: Nutrisi Mental Sering Dilupakan, Perlu Diprogramkan untuk Mengatasi Stres

Di masa pandemi Covid-19 tekanan dan stres eksternal semakin banyak, akibatnya banyak orang yang merasakan cemas, takut, hingga depresi dengan kondisi

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Ari Nugroho
psikologi.ugm.ac.id
Guru besar Fakultas Psikologi UGM, Prof. Kwartarini Wahyu Yuniarti 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL – Semua orang mengetahui kapan tubuhnya membutuhkan asupan makanan.

Namun, banyak orang melupakan kapan tubuhnya membutuhkan asupan bagi pikiran.

Di masa pandemi Covid-19 tekanan dan stres eksternal semakin banyak, akibatnya banyak orang yang merasakan cemas, takut, hingga depresi dengan kondisi yang dialami.

Guru besar Fakultas Psikologi UGM, Prof. Kwartarini Wahyu Yuniarti, menggambarkan tentang pentingnya asupan atau nutrisi mental yang sehat.

Cara Mudah Mengatasi Stres yang Bisa Menyebabkan Turunnya Daya Tahan Tubuh

“Kalau ada dua gado-gado, yang segar dan busuk, mana yang Anda pilih untuk dimakan? Pasti yang segar. Karena makanan busuk mungkin ada kotoran dan bakteri,” ujarnya dalam seminar daring yang diselenggarakan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM dan Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia, Rabu (8/4/2020).

“Untuk memberi makan pada pikiran juga sama. Tapi ini tidak kelihatan (intangible). Pasti kita memberi nutritious mind feed atau makanan yang bernutrisi pada pikiran,” sambungnya.

Dia menjelaskan, jika pintu makanan bagi tubuh hanya melalui mulut, maka gerbang nutrisi pikiran lebih luas. Yaitu lewat kelima panca indera.

“Apa yang kita dengar, baca, lihat, apa yang kita ucapkan, apa yang kita rasakan di lidah, yang kita baui, yang kita rasakan di kulit sehari-hari, itu semua gerbang nutrisi mental,” paparnya.

Suka-duka Tenaga Medis di Kota Magelang Tangani Pasien Covid-19: Stres, Galau Tapi Siap Demi Tugas

Di dunia kedokteran, lanjut dia, hal itu dipelajari hingga level seluler tubuh. Komunikasi Interseluler apa pun yang masuk ke dalam sensori manusia akan disusun sedemikian rupa, nantinya akan memengaruhi tubuh kita.

“Stres itu sendiri netral, bukan sesuatu yang buruk. Tapi reaksi kita terhadap stresor itu yang berbahaya. Bagaimana kita memberikan arti pada stresor yang dari luar tadi melalui lima gerbang panca indra, itu bisa ubah-able atau dapat diubah-ubah,” bebernya.  

Dia melanjutkan, berdasarkan mekanisme tersebut kita bisa memasukkan the best nutritious stimulus (stimulus nutrisi terbaik) bagi mental kita. Salah satu nutrisi mental paling gampang adalah relaksasi.

Kwartarini menggambarkan relaksasi yang dalam (deep relaxation) ibarat gunung es. Memiliki masa yang lebih besar di bawah laut.

Ada empat gelombang yang dominan dalam tubuh kita. Yakni, beta, alfa, teta, dan delta.

“Relaksasi dalam yang kita inginkan adalah gelombang alfa dan teta. Alfa didapat dari suasana rileks, tenang, meditasi, dan visualisasi kreatif. Sedangkan teta adalah rileksasi atau meditasi yang dalam dan penyelesaian masalah,” paparnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved