Pendidikan

DERU UGM Produksi Face Shield Secara Mandiri

Disaster Response Unit (DERU) UGM memproduksi face shield secara mandiri menggunakan alat 3D Printer dengan bahan dasar mika.

Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Ari Nugroho
Istimewa
Disaster Response Unit (DERU) UGM memproduksi face shield secara mandiri menggunakan alat 3D Printer dengan bahan dasar mika. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Disaster Response Unit (DERU) UGM memproduksi face shield secara mandiri menggunakan alat 3D Printer dengan bahan dasar mika.

DERU membeli membeli 12 unit 3D printer untuk memproduksi face Shield.

Produksi face shield ini dijalankan oleh 36 mahasiswa KKN-PPM UGM Periode 1 yang telah ditarik dari lokasi 3 Maret lalu.

Selain DERU dan tim KKN, beberapa pihak seperti gelanggang bergerak, FKKMK, serta Fakultas Teknik UGM juga ikut terlibat dalam proses produksi dan distribusi.

Laboratorium Yayasan Tahija di UGM Mulai Digunakan untuk Screening Sampel Covid-19

Amin Susiatmojo selaku Kepala Seksi Logistik dan Operasional KKN DPkM UGM mengatakan produksi face shield ini diinisiasi untuk membantu memenuhi kebutuhan dari tenaga medis di sekitar UGM.

“Hasil produksi kami sudah didistribusikan ke beberapa lokasi seperti relawan karyawan dan mahasiswa UGM, warga desa sekitar UGM, beberapa pasar sekitar UGM, RS Bhayangkara Kalasan, TRC BPBD Kota Yogyakarta, Puskesmas Pakem, Puskesmas Ponjong II, RS Nokmah, serta Puskesmas Piyungan,” ungkapnya, Rabu (8/4/2020).

Supervisor Produksi yang juga Dosen Teknik Mesin UGM Herianto mengungkapkan sebenarnya UGM memiliki unit tersendiri untuk memproduksi 3D Printer.

Namun, karena mendesak, akhirnya memilih untuk mencari mesin yang tinggal rakit dari Jakarta.

Meskipun demikian, ia menyebut bahwa mesin ini tetap memakai desain dari unitnya sehingga tetap memiliki identitas UGM.

Pakar Komunikasi UGM Rekomendasikan Komunikasi Publik Pemerintah Terkait Covid-19

Herianto yang juga Koordinator Asosiasi 3D Printing Cabang DIY mengatakan para pegiat 3D Printing di Indonesia saat ini tengah bergerak bersama di seluruh Indonesia untuk membantu memenuhi kebutuhan tenaga medis untuk melawan pandemi Covid-19 ini.

“Saya bersama beberapa rekan-rekan relawan, baik dari UGM maupun asosiasi, juga telah bergerak sendiri selama 2-3 minggu ini. Saat ini fokus produksinya memang hanya face shield, tetapi jika kebutuhannya sudah terpenuhi , kami akan mulai produksi barang lainnya. Intinya hingga pandemi ini teratasi, kami akan memproduksi apapun untuk membantu mengatasinya,” katanya.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved