Kulon Progo

Petani Asal Kulon Progo Temukan Inovasi Penanaman Padi Tanpa Olah Tanah

Penanaman padi tersebut memanfaatkan lahan bekas penanaman cabai di musim tanam ke-3.

Penulis: Andreas Desca | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo melakukan peninjauan terhadap inovasi tanam padi tanpa pengolahan tanah. 

Laporan Reporter Tribunjogja.com, Andreas Desca Budi Gunawan

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Seorang petani tradisional asal Desa Bendungan, Wates bernama Ngadirin berhasil menemukan satu inovasi penanaman padi tanpa pengolahan tanah.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Aris Nugraha , yang meninjau lokasi tersebut beberapa waktu yang lalu menyampaikan bahwa penanaman padi tersebut memanfaatkan lahan bekas penanaman cabai di musim tanam ke-3.

"Sekarang ini musim tanam ke-1 dan petani biasanya menanam padi di musim ini," katanya.

Prediksi BMKG, Hujan di Kulon Progo Masih Berpotensi Terjadi di sepanjang April 2020

Lanjutnya, di saat itulah Ngadirin mencoba menanam Padi tanpa melepas mulsa atau plastik penutup yang pada musim tanam ke-3 digunakan untuk menanam cabai dan tanpa pengolahan tanah.

"Jadi padi disemai di tempat terpisah, setelah umur 14 hari, padi lalu ditanam di lubang-lubang penanaman cabai. Setiap lubang satu batang padi," katanya.

Padi yang ditanam tersebut merupakan padi hibrida mapan.

Dari penanaman padi dengan metode tersebut, hasilnya cukup memuaskan.

Dari satu batang padi, bisa berkembang menjadi 40 hingga 60 batang per lubang di mulsa.

"Jarak penanamannya sekitar 40 centimeter dengan legowo empat," tambahnya.

Dari inovasi tersebut, diketahui bahwa hasil pertumbuhan padi sangatlah baik, bahkan dapat meminimalisir biaya operasional dan tenaga.

Cara Membuat Masker Kain Sederhana yang Bisa Dilakukan di Rumah

"Mulsa tersebut bisa digunakan untuk tiga musim tanam. Selain itu, biaya yang dihemat cukup banyak karena tidak perlu melakukan pengolahan tanah berupa sewa traktor dan mengurangi beban tenaga untuk penyiangan karena tidak ada gulma yang tumbuh," jelasnya.

Aris menyampaikan bahwa saat ini jawatannya tengah melakukan evaluasi terhadap inovasi tanam padi tanpa olah tanah tersebut.

"Kita lihat bagaimana hasilnya untuk beberapa musim tanam kedepan, apakah hasilnya masih seperti saat ini atau tidak. Selain itu kita juga akan melihat bagaimana hasil panennya yang diperkirakan pertengahan April nanti akan bisa di panen," tuturnya.

Jika hasil evaluasi terhadap inovasi tersebut baik, lanjut Aris, motode ini akan dicoba diterapkan khsususnya kepada petani cabai yang melakukan pola tanam padi-padi-cabai.

"Jika hasilnya baik, pasti akan sangat menguntungkan bagi para petani," tambahnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved