Update Corona di DI Yogyakarta
PHRI Catat Hanya 10-20 Hotel Bertahan di Kota Yogya dan Sleman saat Pandemi Covid-19
Dengan wabah COVID-19 ini, hotel memang menjadi sepi, sebab tak ada wisatawan yang datang ke Yogyakarta dan menginap di hotel.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY mencatat ada sekitar 10 hingga 20 saja yang masih bertahan.
Ketua BPD PHRI DIY, Deddy Pranowo mengatakan hotel yang masih aktif didominasi daerah Kota Yogyakarta dan Kabupeten Sleman.
Dengan wabah COVID-19 ini, hotel memang menjadi sepi, sebab tak ada wisatawan yang datang ke Yogyakarta dan menginap di hotel.
Untuk itu, hotel memerlukan strategi marketing agar hotel tetap diminati meskipun di tengah wabah COVID-19.
• Hotel Dijadikan Tempat Karantina Corona, PHRI DIY Serahkan Ke Masing-masing Manajemen
"Ada lumayan banyak yang menawarkan paket 14 hari, untuk mengisi kekosongan. Semacam isolasi, jadi ya harus stay di dalam hotel. Ada yang kisaran Rp3juta ada yang lebih. Itu kan strategi marketing hotel,"katanya, Jumat (03/04/2020).
Meski menawarkan dengan harga yang terbilang murah,sayangnya masih belum ada yang menawar.
"Belum ada peminat, ya bagaimana memang kondisinya sedang tidak normal," sambungnya.
Terkiat dengan hotel yang dijadikan sebagai tempat isolasi,pihaknya menyerahkan keputusan tersebut kepada hotel masing-masing.
Namun demikian, ia meminta agar hotel tetap melakukan konfirmasi ke PHRI DIY sebagai data.
Jika hotel menjadi satu di antara karantina yang ditunjuk pemerintah, hotel harus melakukan persiapan standar COVID-19.
• Kabar Terbaru dr Tirta, Keluar RS Nyanyikan Lagu Karangan Sendiri & Siap Kembali Lawan Virus Corona
Termasuk sterilisasi dan juga kecakapan karyawan terkait COVID-19.
"PHRI sampai saat ini belum mendapat kejelasan. Tetapi kalau melihat di daerah lain itu hotel BUMD atau BUMN. Kemungkinan di Jogja juga BUMD atau BUMN," terangnya.
Ia juga berpesan agar hotel juga ikut memantau tamu dalam masa karantina untuk melakukan pemeriksaan ke pelayanan kesehatan terdekat dengan hotel, juga melakukan pendataan terkait daerah asal.
"Jadi ada data yang jelas. Hotel juga ikut mendata agar bisa melacak juga keberadaan tamu ini. Jadi tahu dimana tamu itu menginap, periksa ke rumah sakit mana, dan tahu dari mana tamu ini datang," tambahnya. (TRIBUNJOGJA.COM)