Alasan WHO Mengganti Istilah 'Social Distancing' Menjadi 'Physical Distancing'

WHO mengganti istilah social distancing menjadi physical distancing, apa perbedaan kedua istilah ini?

Editor: Muhammad Fatoni
(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)
Warga duduk dengan menerapkan social distancing atau saling menjaga jarak guna mencegah penyebaran virus corona di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta Pusat, Jumat (20/3/2020). PT MRT Jakarta (Perseroda) mengimbau para penumpang untuk menjaga jarak aman dengan penumpang lainnya, minimal dalam radius satu meter. 

TRIBUNJOGJA.COM - Organisasi kesehatan dunia atau world health organization (WHO) mulai gencar mengampanyekan gerakan menjaga jarak fisik, atau physical distancing.

Hal tersebut menggantikan gerakan kampanye sebelumnya, yakni menjaga pembatasan sosial atau social distancing.

Di Indonesia sendiri, pemerintah lebih memilih kebijakan pembatasan sosial ini sebagai langkah menghadapi sebaran wabah virus corona covid-19.

Bahkan, presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memutuskan untuk menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Lalu, apa perbedaan antara social distancing dengan physical distancing?

UPDATE 2 April 2020 Jumlah Pasien Positif COVID-19 Bertambah 113 Orang, Jumlah Total 1.790 Kasus

BREAKING NEWS : Satu Lagi Pasien Covid-19 di DIY Sembuh

Di Indonesia, social distancing lebih sering disebut sebagai "di rumah aja".

Bahkan beberapa influencer serta figur publik mengkampanyekan di rumah aja selama pandemi Virus Corona.

Dengan adanya physical distancing, orang-orang hanya perlu menjaga jarak tanpa harus memutuskan hubungan dan komunikasi satu sama lain.

Dilansir Tribunjateng.com dari Al Jazeera, pejabat badan kesehatan global mengungkap bahwa menjaga jarak fisik sangat penting di tengah pandemi Virus Corona.

"Saat ini, berkat teknologi maju, kita dapat tetap terhubung dengan berbagai cara tanpa benar-benar berada di dalam ruangan yang sama," kata Maria Van Kerkhobe, ahli epidemiologi WHO.

Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa Covid-19 sebagai pandemi global EPA-EFE/SALVATORE DI NOLFI
Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa Covid-19 sebagai pandemi global EPA-EFE/SALVATORE DI NOLFI (SALVATORE DI NOLFI)

Lebih lanjut, Maria mengungkap bahwa WHO mengubah istilah social diatancing menjadi physical distancing secara sengaja.

Hal ini dilakukan agar orang-orang tetap terhubung satu sama lain di masa pandemi Virus Corona.

Penyebaran utama Virus Corona diketahui melalui tetesan pernapasan, terutama saat orang terinfeksi batuk dan flu.

Maka dari itu, menjaga jarak fisik atau physical distancing sangat dianjurkan.

WHO sendiri merekomendasikan agar orang-orang menjaga jarak lebih dari 1 meter.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved