Mitos-mitos Seputar Virus Corona yang Perlu Diketahui Semua Orang
Banyak informasi virus corona yang keliru dan menyebar melalui whatsapp atau media sosial. Di antaranya merupakan mitos-mitos yang tak benar
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Seiring mewabahnya Virus Corona hingga menjadi pandemi global, bertebaran pula informasi-informasi keliru yang menyebar melalui WhatsApp dan sosial media.
Beberapa di antaranya merupakan mitos-mitos Virus Corona yang terbukti salah.
Berikut mitos-mitos keliru Virus Corona yang perlu diketahui semua orang ;
1. Mitos : Masker wajah dapat melindungi diri dari virus
Penting diketahui, masker bedah standar tidak dapat melindungi diri dari SARS-CoV-2. Pasalnya, masker wajah tidak dirancang untuk memblokir partikel virus untuk mengenai wajah.
Namun, masker dapat membantu mencegah orang yang terinfeksi menyebarkan virus ke orang lain dengan memblokir percikan partikel pernapasan yang dikeluarkan dari mulut.
Ini artinya, tidak semua orang perlu mengenakan masker.
Dilansir dari laman Forbes, spesialis pencegahan infeksi Eli Perencevich, MD, seorang profesor kedokteran dan epidemiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Iowa, mengatakan bahwa orang sehat tidak membutuhkan masker wajah jenis apa pun.
"Rata-rata orang yang sehat tidak perlu memakai masker. Tidak ada bukti bahwa memakai masker pada orang sehat akan melindungi diri dari virus," kata Perencevich.
Perencevich pun mengatakan, pemakaian masker yang salah seperti sering menyentuh wajah saat memakai masker dapat meningkatkan risiko infeksi.
Perencevich menjelaskan, banyak orang membeli masker dengan asumsi menghentikan virus mencapai mulut atau hidung mereka yang tersebar melalui udara.
Padahal, virus corona ditularkan melalui tetesan, bukan melalui udara.
2. Mitos: Kecil kemungkinan kena virus SARS-CoV-2
Belum tentu. Para ilmuwan telah menghitung angka reproduksi dasar atau disebut R0 (diucapkan R-nol).
R0 memprediksi jumlah orang yang dapat tertular virus dari satu orang yang terinfeksi.