Wabah Virus Corona

Cerita dr Tirta Hudi soal Kondisi Menyedihkan para Dokter yang Berjuang Bantu Pasien Virus Corona

dr Tirta Hudi menceritakan bagaimana kritisnya kondisi tenaga kesehatan sebagai garda terdepan penanganan COVID-19 di Indonesia.

Editor: Rina Eviana
Instagram @dr.tirta
Dr. Tirta Hudi ketika menyerahkan donasi masker serta kebutuhan medis lainnya untuk Puskesmas Sawah Besar. 

Cerita dr Tirta Hudi soal Kondisi Menyedihkan para Dokter yang Berjuang Bantu Pasien Virus Corona

NAMA Tirta Mandira Hudhi ketika terjadi pandemi virus corona penyebab COVI-19 tiba-tiba jadi buah bibir. Lelaki yang terkenal dengan nama dr Tirta Hudi ini beberapa waktu lalu viral lantaran 'ngegas' soal mengkritik penggunaan masker di tengah pandemi.

Dokter yang kini menekuni profesi sebagai pengusaha dan influencer ini memang kerap memberikan edukasi soal kesehatan terutama tatkala pandemi corona dengan caranya yang nyentrik.

Namun, karena sudah cukup lama ia tak praktik, dr Tirta Hudi tak bisa terjun langsung membantu teman-temannya merawat pasien COVID-19 yang setiap hari semakin bertambah.

Hal itulah yang membuat ia memutuskan terjun ke jalan untuk membantu meringankan beban rekan-rekan dokternya dengan cara melakukan tugas kuratif alias pencegahan dengan cara mengedukasi masyarakat.

Dokter Tirta Beri Saran Lockdown di Beberapa Daerah untuk Menghentikan Penyebaran
Dokter Tirta Beri Saran Lockdown di Beberapa Daerah untuk Menghentikan Penyebaran (Kompas TV)

dr Tirta Hudi menceritakan bagaimana kritisnya kondisi tenaga kesehatan sebagai garda terdepan penanganan COVID-19 di Indonesia.

"Sekarang itu kondisinya itu menyedihkan. Kita lihat, tenaga medis yang meninggal sudah berapa, kalau enggak salah sudah hampir 10 dan ini sudah berapa hari corona, anggap saja dua minggu. Jadi perkiraannya tiap hari pasti ada tenaga medis yang meninggal, itu sudah menyedihkan," kata dr Tirta Hudi saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (28/3/2020).

Bahkan, jika dihitung dari 87 pasien yang meninggal karena COVID-19, angka kematian dokter di Indonesia mencapai 10 persen.

Kondisi itu tentu sangat miris mengingat jumlah pasien positif COVID-19 yang terus bertambah drastis setiap harinya.

Foto dokter spesialis anak bertugas di tengah pandemi virus corona.
Foto dokter spesialis anak bertugas di tengah pandemi virus corona. (Kolase | https://twitter.com/andinadwifatma)

Menurut dr Tirta Hudi, masalah itu terjadi karena minimnya jumlah alat pelindung diri (APD) yang dimiliki rumah sakit ditengah pandemi COVID-19 ini.

dr Tirta Hudi kemudian memberikan gambaran betapa kekurangannya jumlah APD di Indonesia.

"Kasarnya seperti ini, satu pasien yang sudah positif COVID-19 yang kondisinya sedang, itu satu pasien yang diisolasi bisa membutuhkan delapan APD per harinya. Itu satu bayangkan berapa ribu itu (pasien positif). Belum yang ODP dan PDP," ucap dr Tirta Hudi.

Ditambah lagi, saat ini pasien COVID-19 sudah tersebar hampir di seluruh provinsi Indonesia.

"Rumah sakit di Jakarta saja kelimpungan, apalagi rumah sakit di seluruh Indonesia. Makanya saya saya lagi menyerukan di Twitter, campaign pertama saya itu edukasi, campaign kedua saya APD kan," ujar dr Tirta Hudi.

inilah petugas medis di Puskesmas Aikmel Lombok Timur, mereka terpaksa mengantikan APD (Alat Pelindung Diri) dengan jas hujan untuk menangnai pasien dengan gejala Corona Covid-19. Mereka berharap bantuan APD segera tiba.
inilah petugas medis di Puskesmas Aikmel Lombok Timur, mereka terpaksa mengantikan APD (Alat Pelindung Diri) dengan jas hujan untuk menangnai pasien dengan gejala Corona Covid-19. Mereka berharap bantuan APD segera tiba. (FITRI RACHMAWATI via kompas.com)

Ia mengatakan, saat ini, rumah sakit rujukan COVID-19-19 yang pernah ia kunjungi saja kerepotan memenuhi kebutuhan APD.

Apalagi, tingkatan terbawah fasilitas kesehatan yang ada di Indonesia, yakni puskesmas.

Padahal, pemerintah menginstruksikan masyarakat Indonesia dari dulu terbiasa memeriksakan gejala kesehatan yang ia rasakan ke dokter-dokter puskesmas, termasuk gejalaCOVID-19.

Dokter umum di puskesmas itu tentu paling beresiko terpapar karena kebutuhan APD bahkan masker mereka sulit terpenuhi.

dr Tirta Hudi Ngegas Lagi, Jumlah Pasien Positif COVID-19 Tambah Terus Saatnya Karantina Wilayah!

dr Tirta Hudi kemudian mengritik pemerintah yang begitu lambat menyiapkan APD saat penyakit ini belum masuk di Indonesia.

dr Tirta Hudi menyebutkan, saat pertama kali virus ini menjalar di China di bulan Januari, pemerintah sibuk menyangkal bahwa warga Indonesia terbebas dari COVID-19.

Padahal, pada waktu yang sama, Pemerintah Korea Selatan justru telah menyiapkan APD sebelum COVID-19 ditetapkan sebagai pandemik oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Ia kemudian berharap agar pemerintah segera menyelesaikan permasalahan APD ini supaya tak ada lagi tenaga kesehatan yang jadi korban karena jumlah pasien terus bertambah setiap harinya.

Atas dasar itu pula dr Tirta Hudi bersama dengan Kitabisa.com menggalang dana untuk membantu kebutuhan APD para tenaga kesehatan yang setiap hari harus bertarung dengan COVID-19.

Opsi Selain Lockdown untuk Mencegah Penyebaran Virus Corona Menurut dr Tirta Hudi

 

Jumlah pasien yang dinyatakan positif Covid-19 bertambah hingga Sabtu (28/3/2019) pukul 12.00 WIB.

Menurut Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Corona Achmad Yurianto, jumlah kasus positif bertambah 109 kasus, sehingga totalnya menjadi 1.155 kasus.

Sementara itu, pasien yang sembuh bertambah 13 orang menjadi 59 orang, sedangkan kasus kematian bertambah 15 orang menjadi 102 orang.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dr Tirta Ceritakan Menyedihkannya Kondisi Dokter yang Berjuang Lawan Covid-19"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved