Bermanfaat untuk Membunuh Bakteri dan Virus, Ternyata Desinfektan Meningkatkan Penyakit Paru
Desinfektan ternyata berdampak pada kesehatan paru-paru jika dihirup. Gunakan alat perlindungan ketika menyemprot desinfektan untuk membunuh virus.
Penulis: Dwi Latifatul Fajri | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM - Pencegahan virus corona di Indonesia, masyarakat dihimbau untuk melakukan pencegahan dan perlindungan. Pemerintah mengajak masyarakat untuk physical distancing atau menjaga jarak dan tetap tinggal di rumah.
Selain itu menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal menjadi salah satu pencegahan. Pemakaian masker, membersihkan tangan dengan sabun dan desinfektan menjadi cara pencegahan virus corona.
Masyarakat juga mensterilkan rumah dengan membersihkan berbagai perabotan atau lokasi yang kerap diakses di penghuni rumah dengan desinfektan. Desinfektan biasanya digunakan pembersih rumah tangga.
Mengutip dari Tribunnewswiki, desinfektan umumnya mengandung hidrogen peroksida, creosote, atau alkohol. Cairan ini bermanfaat untuk bakteri, virus, kuman, protozoa, dan mikroorganisme berbahaya lainnya pada permukaan benda mati.
Penggunaan desinfektan ini hanya digunakan untuk benda mati. Lalu apa dampaknya desinfektan jika terkena tubuh?
Penggunaan produk desinfektan seperti pemutih, ternyata dapat meningkatkan resiko pengembangan kondisi paru-paru yang fatal.
Mengutip dari Independent.co.uk, studi oleh Universitas Harvard dan Institut Nasional Kesehatan dan Penelitian Medis Perancis (Inserm) menemukan bahwa penggunaan produk desinfektan jika dihirup.
Hanya sekali seminggu, desinfektan dapat meningatkan peluang seseorang untuk terkena penyakit paru-paru atau paru obstruktif kronik (COPD).
• Konsumsi Dua Vitamin Ini Untuk Tingkatkan Imunitas Tubuh Dalam Melawan Virus Corona
• Kisah Haru Dokter yang Merawat Pasien Virus Corona, Bergadang Hingga Tak Izinkan Anak Masuk ke Kamar
Penelitian tersebut melibatkan 55.000 perawat di Amerika Serikat dan para ilmuwan meneliti dampak desinfektan. Desinfektan yang diteliti seperti pemutih, hidrogen peroksida, alkohol dan bahan kimia yang dikenal sebagai senyawa amonium kuaterner (quats).
Desinfektan ini biasanya untuk membersihkan permukaan lantai dan furnitur. Dari penelitian tersebut menghasilkan peningkatan resiko (COPD) sekitar 24 persen sampai 32 persen.
COPD merupakan istilah umum untuk serangkaian kondisi yang mempengaruhi paru-paru termasuk emfisema, bronkitis kronis dan asma kronis.
Dampak desinfektan pada paru-paru mempengaruhi sekitar 1,2 juta orang di Inggris. Hampir 30.000 orang meninggal akibat penyakit ini setiap tahun.
Penelitian juga juga mengkaitkan dampak penggunaan desinfektan dengan asma. Namun penelitian pertama berfokus untuk mengidentifikasi hubungan antara desinfektan dan COPD.
“Efek samping potensial dari paparan desinfektan pada PPOK telah menerima jauh lebih sedikit perhatian, meskipun dua penelitian terbaru pada populasi Eropa menunjukkan bahwa bekerja sebagai pembersih dikaitkan dengan risiko COPD yang lebih tinggi." ucap Dr Orianne Dumas, seorang peneliti di Inserm.
Dari penelitian tersebut, ilmuwan mengamati 55.185 perawat terdaftar wanita yang terdaftar di US Nurses 'Health Study II. Penelitian itu dimulai pada 1989.