Wabah Virus Corona

Korban Tewas Akibat Virus Corona Melampaui 5.400, Semua Pergerakan Orang di Italia Akan Dikontrol

Pemerintah Italia memutuskan akan mengontrol secara ketat semua pergerakan orang di seluruh negeri.

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
Science Alert
Pandemi Global Virus Corona 

Korban Tewas Melampaui 5.400, Semua Pergerakan Orang di Italia Akan Dikontrol

TRIBUNJOGJA.COM, ROMA – Pemerintah Italia memutuskan akan mengontrol secara ketat semua pergerakan orang di seluruh negeri.

Pengawasan akan sangat ketat, setelah berpekan-pekan Italia gagal menekan persebaran wabah virus Corona. Korban tewas hingga Senin (23/3/2020) pagi ini di Italia mencapai 5.476 orang.

Angka ini jauh melampaui jumlah kematian di China, Macao, Hongkong saat wabah virus Corona menghantam negara itu sejak akhir Desember 2019.

Pneumonia Misterius Muncul di Italia Sejak Oktober 2019, Diduga Gejala Virus Corona

Wabah Virus Corona di New York dan Washington Berstatus Bencana Besar

Mayjen Chen Wei, Veteran SARS dan Ebola yang Kini Pimpin Riset Vaksin Corona

Pelarangan bepergian akan diterapkan untuk tujuan tidak mendasar, termasuk penggunaan kendaraan. Para pembuat baju, mebeler, juga sudah dilarang menghentikan usahanya.

Domenico Arcuri, Kepala Satgas Penanganan Corona Italia, mengatakan, saat ini negaranya benar-benar berperang total melawan Covid-19.  

UPDATE Jumlah Kasus Virus Corona di Indonesia dan Dunia Hingga 22 Maret 2020

“Peperangan akan kita hadapi lewat dua jalan, menggunakan semua kekuatan militer kita dan bantuan sekeutu kita,” kata Arceri kepada stasiun televisi RAI dikutip Aljazeera.com.

Langkah serupa dilakukan Spanyol. Perdana Menteri Pedro Sanchez menyatakan status darurat di negaranya diperpanjang hingga 11 April.

“Kita sedang berperang,” kata Sanchez di hadapan awak media seraya menyerukan agar Eropa meluncurkan program bersama, seperti Marshall Plan sesudah Perang Dunia 2.

Kebijakan lapangan seperti di Italia seperti dilaporkan akhir pekan lalu, pengamanan oleh polisi dan militer jauh lebih ketat ketimbang pekan-pekan sebelumnya.

Daerah Lombardy, yang paling keras dihantam wabah virus Corona, kebijakan isolasi rumah tidak ada kompromi. Semua aktivitas individu di luar rumah dilarang.

Perkembangan ini diwartakan BBC News, Minggu (22/3/2020), seiring jumlah korban tewas akibat wabah virus Corona di Italia mendekati 5.000 orang. Persisnya data terakhir 4.825 orang tewas.

Pada Sabtu (21/3/2020), Italia mencatatkan rekor kematian mendekati 800 orang dalam satu hari saja. Ini jauh melompati angka-angka saat wabah menerjang China daratan.

Daerah Lombardy tercatat paling banyak terdapat korban tewas, yaitu 3.095 orang sejak wabah menjangkiti Italia beberapa pekan lalu.

Kebijakan keras dengan menerjunkan polisi dan tentara ke jalan-jalan untuk menertibkan penduduk, diumumkan Gubernur Lombardy, Attilio Fontana. Jika ngeyel, mereka akan ditangkap dan ditahan.

Kalangan bisnis menutup usahanya, termasuk menghentikan jalur suplai kebutuhan dasar. Pasar umum yang memungkinkan orang berkumpul, juga dinonaktifkan.

Secara kebijakan, Lombardy telah diisolasi (lockdown) sejak 8 Maret 2020. Daerah-daerah lain yang juga terjangkiti wabah secara massal juga telah dikarantina.

Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte, Sabtu (21/3/2020) juga mengumumkan penutupan aktivitas bisnis secara nasional.

Namun belum ada penjelasan rinci sector-sektor apa yang masih dimungkinkan menjalankan aktivitasnya.

Sejauh ini, supermarket, apotek, kantor pos, dan bank masih melayani masyarakat. Begitu juga layanan transportasi publik.

“Kita akan memperlambat mesin produksi nasional, tapi tidak menghentikannya,” kata Conte lewat pidato nasional disiarkan semua media.

Menurut Conte, situasi sulit ini yang terburuk dialami Italia pascaperang (WWII). Italia masih menghadapi problem serius meski langkah-langkah darurat telah dijalankan.

Jumlah orang yang terinfeksi virus Corona selalu bertambah, dan angka kematian terus meningkat. Bala bantuan medis dan alat kelengkapan telah datang dari China dan Rusia.

Namun situasi lokal jauh lebih rumit. Menurut pakar medis China, sikap tidak kooperatif warga Italia atas kebijakan isolasi, memperburuk penularan wabah.

Secara global, sekurangnya 220.000 kasus Covid-19 terdeteksi di berbagai negara. Angka kematian mencapai 9.00 orang hingga pekan ini.

Di Inggris, PM Boris Johnson menyerukan kerjasama seluruh rakyat, menghadapi wabah virus Corona. Kebijakan jaga jarak menurut Boris, harus dilaksanakan sungguh-sungguh.

Menteri Kesehatan Prancis, Olivier Veran, memperingatkan warganya agar mematuhi kebijakan social distancing, sebagai cara meredam persebaran virus Corona.

Ada 12.500 orang di Prancis terjangkiti virus Corona. Total pasien positif yang tewas di negara ini mencapai 562 ada Sabtu kemarin.

Di AS, Gubernur New York, Andree Cuomo, mengecam kalangan muda di kota itu yang membangkang perintah untuk tidak berkumpul di tempat terbuka.

Ia menyatakan akan meemriksa langsung kondisi di lapangan, mengunjungi taman-taman, untuk memastikan tidak terjadi lagi.

“Saya terus terang tidak peduli lagi. Ini soal kesehatan bersama. Kalian tidak boleh membahayakan kesehatan orang lain,” kata Cuomo.

“Kalian juga tidak boleh membahayakan diri kalian sendiri,” lanjutnya penuh kemarahan.(Tribunjogja.com/BBC/xna)  

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved