Bantul

Perihal Covid-19 yang Ditemukan di Bantul, Semuanya 'Kasus Impor'

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Penularan Infeksi Covid-19 di Kabupaten Bantul mencatat, berdasarkan laporan puskemas dan rumah sakit pertanggal 20

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin
Juru bicara gugus tugas percepatan penanganan Virus Corona atau COVID-19 Kabupaten Bantul, Sri Wahyu Joko Santosa atau dokter Oki 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Penularan Infeksi Covid-19 di Kabupaten Bantul mencatat, berdasarkan laporan puskemas dan rumah sakit pertanggal 20 Maret 2020, terdapat 39 orang dalam pemantauan (ODP) dan 9 Pasien dalam Pengawasan (PDP).

Dari 9 pasien tersebut, satu orang meninggal dunia, satu positif, dua orang negatif dan lainnya masih dalam perawatan.

Dari semua pasien domisili dan dirawat di Bantul tersebut, diakui riwayatnya sebagai 'Kasus Impor' atau kasus yang terinfeksi dari luar Bantul atau luar Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Ada yang (tertular) dari Bekasi, Bogor, Jakarta. Ada juga yang dari pulang umrah," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Penularan Infeksi Covid-19 di Kabupaten Bantul, Sri Wahyu Joko Santosa atau disapa dokter Oki, saat jumpa pers di Gedung Parasamya Bantul, Jumat (20/3/2020).

LOKANTARA Tolak Virus Corona dengan Kidung Mantra Jawa

Ia mengatakan, baik ODP dan PDP terkait COVID-19 di Kabupaten Bantul sejauh ini tersebar di 12 Kecamatan.

Antara lain di kecamatan Bambanglipuro, Banguntapan, Bantul, Dlingo, Jetis, Kasihan, Pandak Piyungan Pleret Pundong, Sewon dan Srandakan.

Pihaknya meminta masyarakat tidak perlu panik.

Karena sejauh ini belum ditemukan 'transmisi lokal' atau kasus yang penularannya secara langsung terjadi di Bantul.

Sehingga 12 kecamatan tersebut bukan merupakan zona merah. Melainkan hanya lokasi domisili ODP dan PDP.

"Sejauh ini belum ada tranmisi lokal. Jadi 12 kecamatan itu bukan wilayah terjangkit," jelas Oki.

Meninggal Dunia

Dari total 9 PDP terkait COVID-19 di Bantul, terdapat satu pasien yang dilaporkan meninggal dunia.

Menurut Oki pasien tersebut merupakan warga yang berdomisili di Bekasi, Jawa Barat, tetapi memiliki alamat asli KTP Purworejo, Jawa Tengah.

Pasien tersebut berusia 73 tahun. Meninggal dunia pada Rabu sore, 18 Maret 2020 di RSUD Panembahan Senopati.

Menurut Oki, pasien tersebut memang sudah sakit sejak di Bekasi. Lalu meminta rujukan ke Kabupaten Bantul karena ingin dekat dengan anaknya.

Antisipasi COVID-19, LPKA Kelas II Yogyakarta Tunda Semua Bentuk Kunjungan

"Ketika di Bantul, singgah 3 jam ditempat anaknya. Kemudian masuk ke PKU Muhammadiyah Bantul dan dirujuk ke RSUD Panembahan Senopati," jelas dia.

Ketika masuk pertama kali di PKU Muhammadiyah Bantul, kata Oki, pasien tersebut didiagnosa menderita sepsis atau infeksi sistemik yang menyerang tubuh seseorang karena diakibatkan oleh bakteri, jamur dan virus.

Memiliki gejala Covid-19 namun pihaknya mengaku belum bisa memastikan apakah pasien tersebut positif atau tidak.

"Hasil pemeriksaan dari Balitbangkes Kementerian Kesehatan belum keluar," kata Oki. Ia juga menyampaikan, Lima pasien PDP lainnnya yang merupakan warga domisili Bantul saat ini dirawat di tiga rumah sakit. Antara lain, RSUD Panembahan Senopati, PKU Muhammadiyah Bantul dan RS Panti Rapih. Dua pasien PDP sudah diperbolehkan pulang karena negatif sementara ada satu yang dinyatakan positif Corona.

Satu Positif

Satu pasien positif terjangkit virus Corona atau COVID-19 yang ada di Kabupaten Bantul merupakan seorang Aparatur Sipil Negara (ASN).

Dia adalah petugas di Dinas vertikal Pemerintah Pusat bukan Pemerintah Kabupaten Bantul.

"Saat ini sedang menjalani perawatan di RSUD Panembahan Senopati," kata Oki.

Menurut dia, ASN tersebut memiliki riwayat perjalanan dari Jakarta. Kemudian beberapa hari sakit dengan keluhan batuk, panas tinggi disertai dengan sesak nafas.

Dia menjalani perawatan di RSUD Panembahan Senopati sejak Kamis pekan lalu.

"Keadaannya sekarang stabil," ucap Oki. Ia juga mengatakan ASN tersebut memiliki rumah di Jakarta dan tugas di Bantul, sehingga sering bolak-balik Jakarta - Yogyakarta.

DKI Jakarta Tanggap Darurat Bencana Virus Corona, Tempat Hiburan dan Perkantoran Bakal Dihentikan

Sementara itu, Sekda Bantul Helmi Jamharis mengatakan, untuk mempercepat penanganan penularan virus Corona, pemkab Bantul sudah melakukan berbagai langkah agar jumlah ODP dan PDP tidak bertambah.

Bahkan diharapakan terus mengalami trend penurunan.

Beberapa langkah yang sudah ditempuh antara lain, dengan membentuk gugus tugas percepatan penanganan Covid-19.

Kemudian melakukan penyemprotan disinfektan di sejumlah perkantoran dan ruang publik seperti pasar dan terminal maupun tempat pelayanan.

Pihaknya juga melakukan screening terhadap para pelaku perjalanan yang terindikasi melakukan perjalanan diwilayah sebaran virus Corona atau COVID-19.

Termasuk screening seluruh ASN di lingkungan Pemkab Bantul, Satpol-PP dan sekretaris dewan, berjumlah 660 orang.

Semua discreening agar aman dan nyaman. Ia juga meminta kepada ASN yang merasa pernah kontak dengan pasien PDP agar melakukan isolasi mandiri.

"Kita juga mempersiapkan anggaran untuk menindaklanjuti kegiatan mendesak yang harus dilakukan oleh perangkat daerah. Terutama Dinkes dan RSUD Panembahan Senopati agar melaksanakan tugas maksimal di OPD masing-masing," kata Helmi. Menurutnya, anggaran untuk sementara akan diambilkan dari pos Dana Tak Terduga (DTT), sembari menunggu penganggarannya sesuai regulasi yang akan diambil oleh Bupati Bantul.

Berdasarkan perhitungan, kata Helmi, langkah preventif penanggulangan Covid-19 di RSUD Panembahan Senopati membutuhkan anggaran Rp 3.26 miliar sedangkan Dinas Kesehatan Bantul sebanyak Rp 6 miliar.

Anggaran tersebut diprioritaskan untuk pembelian Alat pelindung Diri (APD), peralatan laboratorium dan keperluan rumah sakit seperti pembelian sterilisator.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved