Jembatan Songgolono Ambruk

Jembatan Songgolono di Srigading Ambruk, Akses Dua Dusun Terputus

Jembatan Songgolono yang berada di dusun Ngepet, Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Bantul ambruk, pada Senin (09/3/2020) pagi.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin
Jembatan Songgolono yang berada di dusun Ngepet, Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Bantul ambruk, pada Senin (09/3/2020) pagi. Ambruknya jembatan tersebut, mengakibatkan akses dua dusun, yakni dusun Ngepet Lor dan Ngepet Kidul terputus. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Jembatan Songgolono yang berada di dusun Ngepet, Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Bantul ambruk, pada Senin (09/3/2020) pagi.

Ambruknya jembatan tersebut, mengakibatkan akses dua dusun, yakni dusun Ngepet Lor dan Ngepet Kidul terputus.

"Jembatan ini jadi akses utama, warga dusun Ngepet Lor dan Ngepet Kidul," kata warga setempat, Subandi, ditemui dilokasi.

Subandi menceritakan, jembatan Songgolono ambruk sekitar pukul 06.00 pagi.

Beruntung saat kejadian tersebut tidak ada orang yang melintas. Mengingat saat kejadian menurutnya sedang turun hujan.

"Ambruknya pagi-pagi, sekitar jam 06.00, tiba-tiba ambruk begitu saja," kata dia.

Hujan Deras Sebabkan Jembatan Songgolono di Srigading Ambruk

Menurut Subandi, usia jembatan yang membentang di atas sungai Winongo kecil itu sudah cukup tua.

Sekitar 31 tahun.

Dibangun oleh masyarakat setempat pada tahun 1989, menggunakan dana swadaya.

Selama puluhan tahun tersebut menurut dia jembatan belum pernah ada rehab.

Hanya sebatas perbaikan ringan.

Pantauan di lokasi, jembatan yang memiliki panjang 12 meter dan lebar 2.5 meter itu talut sisi utaranya longsor sehingga sebagian pondasinya ambruk.

Kondisinya terputus.

Kontan saja jembatan tersebut tidak bisa dilewati kendaraan apapun termasuk pejalan kaki.

Warga memasang palang bambu, di kedua sisi jembatan agar masyarakat tidak melalui jembatan tersebut.

Talut Jembatan Jarakan Ambrol, DPUPKP Minta Rekanan Segera Perbaiki

Talut sisi utara jembatan juga diketahui sudah longsor. Longsornya talut menurut dia diakibatkan karena volume sungai Winongo kecil meningkat sehingga mengikis talut dan sebagian pondasi jembatan.

"Jadi, jembatan ambruk karena memang sudah tua dan faktor alam," ujar Subandi.

Dukuh Ngepet, Dalijo, mengatakan, Jembatan Songgolono merupakan akses penting bagi mobilitas warga.

Di mana setiap hari digunakan oleh warga setempat untuk pergi beraktivitas di ladang persawahan.

Termasuk jalur penting juga bagi anak-anak sekolah SMK untuk berolahraga.

Jembatan Songgolono saat ini kondisinya ambruk. Warga yang melintas harus memutar sepanjang 1 kilometer.

"Jembatan ini sangat penting. Kami inginnya agar segera diperbaiki," ujar Dalijo.

Apalagi ambruknya jembatan tersebut mengancam satu rumah warga milik Slamet Marzuki.

Sebab, talut di sebelah utara sudah retak dan terkikis, hanya berjarak sekitar 2 meter dari pondasi rumah.

Sementara itu, Lurah Desa Srigading Wahyu Widada, mengatakan, jembatan Songgolono sangat mendesak untuk diperbaiki karena merupakan akses vital bagi masyarakat.

Pihaknya mengaku sudah mengecek secara langsung kondisi jembatan dan telah malaporkan ambruknya jembatan tersebut ke Pemerintah Kabupaten Bantul.

"Kami akan mengusulkan agar bisa cepat diperbaiki melalui dana darurat (bencana)," kata dia.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved