Aksi Gejayan Memanggil
Diguyur Hujan, Massa Aksi Gejayan Memanggil Tolak Omnibus Law Tetap Duduki Simpang Tiga Gejayan
Ratusan massa yang tergabung dalam aliansi rakyat bergerak (ARB) masih menduduki pertigaan Gejayan meski hujan mengguyur cukup deras
Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ratusan massa yang tergabung dalam aliansi rakyat bergerak (ARB) masih menduduki pertigaan Gejayan meski hujan mengguyur cukup deras di lokasi unjuk rasa.
Hujan mulai mengguyur area itu sejak pukul 14.00 Wib. Beberapa peserta aksi sempat menepi di areal pertokoan. Namun, tidak sedikit pula yang memilih bertahan.
Sambil menggunakan payung dan memakai mantol, para peserta masih semangat menyuarakan aspirasi menolak RUU Cipta Kerja Omnibus Law.
"Masih semangat kawan-kawan," teriak orator di mobil komando.
• Ratusan Mahasiswa Tolak Omnibus Law dalam Gejayan Memanggil
"Masih. Tolak dan Gagalkan Omnibus Law," teriak para peserta aksi sambil mengibarkan bendera dan terus membentangkan poster tuntutan.
Tak sampai hanya berorasi, pada kesempatan itu peserta aksi juga sempat memutar sejumlah lagu.
Satu diantara yakni lagu Buruh Tani (Lagu Pembebasan) yang diaransemen bergenre dangdut.
Humas ARB Kontra Tirano mengatakan, rencana penerapan RUU Cipta Kerja Omnibus Law hanya dalih pemerintah untuk memangkas perizinan dan sebagai jalan pintas membereskan persoalan investasi yang kerap terjadi.
Namun, menurut dia aturan itu juga sekaligus berimbas pada berbagai sektor lain terkhusus bagi para pekerja kerah biru yang mesti menanggung beban serta akibat yang tidak pro terhadap buruh.
"Lagi pula Omnibus Law adalah produk hukum yang familiar di negara dengan tata hukum Anglo-Saxon dan bukan di Indonesia," katanya.
• Tolak Omnibus Law, Aliansi Mahasiswa Gelar Aksi Gejayan Memanggil
Jika RUU Cipta Kerja Omnibus Law ditetapkan, pihaknya memperkirakan aturan sapu jagat tersebut bakal merampas hak-hak dasar warga negara serta ruang hidup baik fisik atau non-fisik masyarakat.
Pada kesempatan tersebut, ARB menyampaikan ada enam hal utama yang menjadi aspirasi para pengunjuk rasa diantaranya.
1. Gagalkan Omnibus Law (RUU Cipta Kerja, RUU Perpajakan, RUU Ibu Kota Negara dan RUU Kefarmasian).
2. Dukung pengesahan RUU P-KS dan Tolak RUU Ketahanan Keluarga
3. Memberikan mosi tidak percaya kepada pemerintah dan seluruh lembaga negara yang mendukung pengesahan Omnibus Law.
4. Mendukung penuh mogok nasional dan menyerukan kepada seluruh element rakyat untuk terlibat aktif dalam mogok nasional tersebut.
5. Lawan tindakan represif aparat dan ormas reaksioner
6. Rebut kedaulatan rakyat, bangun demokrasi sejati.(TRIBUNJOGJA.COM)