Yogyakarta
Terkait Stok ARV, Dinkes DIY: Pusat Janjikan Akhir Bulan Ini
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, Pembajun Setyaningastutie tak menampik bila stok ARV di DIY mulai menipis.
Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, Pembajun Setyaningastutie tak menampik bila stok ARV di DIY mulai menipis.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa stok tetap ada dan ODHA masih bisa mengakses obat tersebut di layanan kesehatan.
"Menipis. Tapi masih tetap ada. Memang kita nggak punya stok (banyak), ARV memang nggak boleh stok (banyak). Tapi mudah-mudahan cukup untuk ARV, yang jelas masih cukup stoknya, gak banyak-banyak," ucapnya saat di Kompleks Kepatihan, Kamis (5/3/2020).
• Stok ARV untuk Pengobatan HIV/AIDS di DIY Menipis
Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes DIY, Berti Murtiningsih menjelaskan bahwa pihaknya telah menyampaikan kepada Kementerian Kesehatan terkait stok ARV yang menipis di DIY.
"ARV ini memang kita menipis. Dari pusat sudah dijanjikan akhir bulan ini sesuai permintaan kita," jelasnya.
Berti menyampaikan bahwa pasien tidak perlu khawatir dengan kondisi tersebut.
Ia menjelaskan bahwa pihaknya tidak bisa memberikan banyak obat untuk satu pasien karena pertimbangan agar pasien yang lain juga bisa mendapatkan obat tersebut.
"Kita tidak bisa memberikan ke satu orang semua. Misal sepaket segini, ini untuk kamu dan temenmu. Konsekuensinya kamu harus balik lagi. Itu dikonotasikan itu habis. Tapi kan inginnya agar merata," bebernya.
• Apakah Terapi Campurkan Obat Flu dan HIV (Drug Coctail) Bisa Sembuhkan Virus Corona?
Berti mengatakan bahwa selama ini DIY dan provinsi lain di Indonesia melakukan kolaborasi.
Kolaborasi yang dimaksud adalah untuk mengisi kekosongan regimen maupun obat lain dengan stok yang dimiliki provinsi lain yang kebetulan berlebih.
"Ada tiga regimen untuk satu ARV. Misal A habis, B masih banyak, C pas. Nanti kita lihat, Jateng A banyak, akhirnya saling melengkapi dan berlaku tidak hanya HIV. Juga penyakit lain. Misal regimen HIV ditukar dengan TB," ucapnya.(TRIBUNJOGJA.COM)
