Wabah Virus Corona

Setelah Masker dan Hand Sanitizer, Kini Empon-empon Corona Diburu Warga, Harganya Ikut Naik

Maka tak heran jika masyarakat kini kembali memburu empon-empon di pasar-pasar tradisional demi membentengi diri dari virus corona.

Editor: Rina Eviana
Tribunjogja.com | Amalia Nurul
Pedagang di Pasar Beringharjo menjual berbagai jenis empon-empon seperti jahe, kunyit, temulawak, hingga serai. Empon-empon itu ramai dibeli warga sejak merebaknya kasus Virus Corona 

Setelah Masker dan Hand Sanitizer, Kini Empon-empon Corona Diburu Warga, Harganya Ikut Naik

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sejak pemerintah Indonesia mengumumkan dua warga negaranya positif terinfeksi virus corona (COVID-19) masyarakat mulai khawatir.

Akibatnya, barang-barang yang disebut bisa mencegah penularan virus corona pun diburu.

Sebut saja masker, hand sanitizerStok barang-barang ini di apotek dan toko-toko kosong karena ludes dibeli warga.

Tak hanya itu, saking banyaknya orang yang mencari masker maupun hand sanitizer di tengah wabah virus corona, sejumlah oknum malah menguntungkan diri sendiri.

Masker, hand sanitizer dijual dengan harga mahal. Bahkan yang paling menghebohkan beberapa hari ini adalah harga masker yang tak masuk akal. Harganya bahkan ada yang nekat menjual Rp1,5 juta per boks isi 50.

KOSONG-Persediaan masker kosong di salah satu apotek di Sagan, Kota Yogyakarta. Gambar diambil Rabu (19/2/2020).
KOSONG-Persediaan masker kosong di salah satu apotek di Sagan, Kota Yogyakarta. Gambar diambil Rabu (19/2/2020). (TRIBUNJOGJA.COM/MARUTI ASMAUL HUSNA SUBAGIO)

Nah, belakangan, empon-empon alias rempah tradisional tiba-tiba diburu warga. Ya, empon-empon seperti jahe, kunyit dan lainnya disebut ampuh menangkal virus corona.

Maka tak heran jika masyarakat kini kembali memburu empon-empon di pasar-pasar tradisional demi membentengi diri dari penyakit mematikan itu.

Di Yogyakarta, masyarakat pun menyerbu pedagang empon-empon di Pasar Beringharjo, Rabu (4/3/2020) pagi.

Mereka memborong berbagai jenis empon-empon seperti jahe, kunyit, temulawak, hingga serai.

Seorang pembeli, Bertin (32) mengaku memborong empon-empon sejak Selasa (3/3/2020) kemarin.

Ia kembali memborong lantaran dititipi para tetangganya.

Masyarakat menyerbu pedagang empon-empon di Pasar Beringharjo, Rabu (4/3/2020) pagi.
Masyarakat menyerbu pedagang empon-empon di Pasar Beringharjo, Rabu (4/3/2020) pagi. (TRIBUNJOGJA.COM / Hasan Sakri)

"Ini ada kunyit, serai, jahe, sama temulawak. Kemarin udah beli, tapi ini titipan tetangga jadi saya beli lagi, kebetulan saya juga pedagang di Pasar Beringharjo jadi banyak tetangga yang titip," ungkap Bertin.

Apakah Efektif Penggunaan Hand Sanitizer untuk Mencegah Virus Corona?

Ia mengaku membeli banyak empon-empon karena banyaknya informasi tentang pencegahan Virus Corona, yang salah satunya dengan mengonsumsi empon-empon.

"Karena dari medsos, WA, Instagram semuanya share. Kesehariannya saya nggak pernah beli sekomplet ini. Yakin aja khasiatnya, buat antisipasi," paparnya.

Untuk beberapa jenis empon-empon tersebut, Bertin menghabiskan Rp48.000.

Sebelumnya Bertin juga memborong hingga menghabiskan sekitar Rp60.000.

"Kemarin (Selasa) sore serai masih Rp8 ribu seikat. Sekarang Rp20 ribu seikat," ujarnya.

Empon-empon tersebut pun akan diolah dan dikonsumsi oleh Bertin.

"Nanti dicuci dulu, digeprek, terus ditaruh di kendi. Nanti jadi berapa gelas, diminhm aja. Paling bisa buat seminggu," kata dia.

Selain empon-empon, Bertin mengaku juga mengonsumsi vitamin.

"Biasanya vitamin aja. Tapi kalau empon-empon biasanya cuma jahe aja," tuturnya. 

Pembeli naik 4 kali lipat

Pedagang empon-empon di Pasar Beringharjo dagangannya laris diserbu pembeli pada Rabu (4/3/2020).

Pembeli pun meningkat hingga empat kali lipat dibanding hari biasanya.

"Bisa meningkat 3-4 kali lipat. Mungkin karena pengaruh berita-berita itu. Saya aja nggak tau, kok tiba-tiba datang sebanyak ini dan sudah sejak kemarin. Padahal stoknya nggak banyak," ungkap Rika (43) seorang pedagang empon-empon di Pasar Beringharjo, Rabu (4/3/2020).

Rika mengaku, harga empon-empon juga mengalami kenaikan tapi tak terlalu tinggi.

Kenali Ciri-ciri Jika Seseorang Terinfeksi Virus Corona COVID-19

Namun ada satu jenis empon-empon yang harganya lumayan melambung yakni temulawak.

Sementara jahe merah dan jahe biasa tak terlalu banyak mengalami kenaikan harga.

"Harganya naik, cuma nggak sampai dua kali lipat, cuma sedikit. Yang paling tinggi naik temulawak dari Rp5.000 jadi Rp15.000-Rp20.000 per kilogramnya," ujarnya.

Lanjutnya, jahe merah per kilogram mulanya Rp55.000 menjadi Rp60.000.

Sedangkan jahe biasa dari Rp45.000 menjadi Rp50.000. Disusul serai dari Rp15.000 menjadi Rp20.000.

Rika menyebut, ia mengambil stok dari Kulonprogo, Magelang, hingga Wonosari.

Banyaknya permintaan ini ia akui berpengaruh ke harga karena stok yang ia miliki terbatas.

"Karena sini kan kosong, terus mintanya mendadak, terus dari sananya sudah dinaikkan sedikit," kata dia.

Stok pun ia katakan baru datang lagi pada Rabu siang.

"Pesennya udah dari kemarin," ujarnya.

Disinggung soal kemungkinan makin naiknya harga empon-empon di hari-hari berikutnya, Rika mengaku tak tahu pasti.

"Kalau naik, kayaknya enggak. Kurang tau juga," jelasnya.

Harga Masker di e-Commerce Tak Masuk Akal Tembus Rp1,5 Juta per Boks, Perlukah Pakai Masker?

Rika mengaku terkejut dengan banyaknya pembeli di kiosnya.

Pada hari biasa, ia hanya kedatangan pembeli seperti penjual jamu dan pedagang di pasar kecil.

"Sehari-hari ada yang beli, yang kulakan bakul jamu sama pedagang di pasar kecil. Baru ini rame, lebaran aja nggak kayak gini," tutupnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Manfaat empon-empon untuk pencegahan corona

Wabah virus corona hingga Rabu (4/3/2020) telah menyebar ke 76 negara. Adapun jumlah orang terinfeksi virus corona telah mencapai 96 ribu lebih.

Coronavirus atau COVID-19 juga telah menyebar ke Tanah Air. Dua warga negara Indonesia di Depok, Jawa Barat positif virus corona, meski kini kondisinya dilaporkan membaik.

Setelah Indonesia melaporkan kasus pasien virus corona, publik di Tanah Air berlomba-lomba untuk melakukan pencegahan penularan virus yang mengakibatkan penyakit pernafasan ini.

Masker, hand sanitizer menjadi barang langka lantaran masyarakat berlomba-lomba untuk melindungi diri dari penularan virus corona.

Selain sering mencuci tangan, pakar kesehatan menyebut salah satu cara pencegahan corona yakni dengan meningkatkan imunitas tubuh. Dan di Indonesia, pencegahan bisa dilakukan dengan mengonsumsi empon-empon alias rempah Nusantara.

Ya, empon-empon atau rempah ternyata bisa menjadi penangkal ampuh virus corona atau COVID-19. Hal tersebut diungkapkan oleh Prof Dr Chairul Anwar Nidom.

Dalam penelitian yang dilakukannya, kandungan dalam empon-empon tersebut dapat meningkatkan kekebalan tubuh.

"Corona ini kan virus ya bukan bakteri. Jadi berkaitan sekali dengan daya tahan atau kekebalan tubuh. Semakin baik kekebalan tubuh, semakin baik pula reaksi dalam menangkal virus," ujarnya dilansir SURYAMALANG.COM, Senin (2/3/3030) malam.

Laki-laki yang juga Guru Besar Biologi Molekular Universitas Airlangga (Unair) Surabaya tersebut menuturkan, dalam penelitiannya ia menemukan kandungan dalam empon-empon bisa menangkal virus corona.

Menurutnya, empon-empon yang biasa dikonsumsi masyarakat Indonesia seperti jahe, kunyit, temulawak, serai, kayu manis dan lainnya memiliki kandungan curcumin.

"Curcumin yang menjadi penangkal terhadap virus. Ketika seseorang mengonsumsi empon-empon, curcumin dari dalam empon-empon akan keluar dan masuk dalam tubuh. Kemudian di situ curcumin bekerja mengendalika sitokin," ujarnya.

Cara kerja empon-empon, lanjut Prof Dr Nidom, kandungan bahan aktif curcumin yang masuk dalam tubuh akan bereaksi menangkal virus.

Curcumin, katanya, akan mengendalikan produksi sitokin dalam sel yang muncul akibat ingeksi virus.

"Sebelumnya saya pernah meneliti soal kasus flu burung. Pada penelitian itu terlihat bahwa infeksi virus yang masuk menyebabkan produksi sitokin meningkat sehingga menyebabkan pengerusakan sel secara terus menerus atau sering disebut badai sitokin," ia memaparkan.

"Jadi meskipun ada virusnya dalam tubuh, yang terinfeksi tidak akan apa-apa. Karena produksi sitokin itu tadi terhalang curcumin. Sebenarnya kan yang menyebabkan kerusakan bukan virusnya, tapi munculnya sitokin," jelas Prof Dr Nidom.

Ditanyai soal seberapa besar kadar empon-empon yang harus dikonsumsi untuk menangkal virus, Prof Dr Nidom belum memberikan penjelasan secara pasti.

"Kalau kadar empon-empon ini kan sesuai selera saja. Jangan dipaksakan makan terlalu banyak juga kalau tidak suka. Tapi empon-empon untuk vaksin yang sudah terjangkit kami masih dalam tahap penelitian," ujarnya.

DIBURU PEMBELI. Sejumlah pemberi memilih berbagai jenis empon-empon yang dijual di pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta, Rabu (4/3/2020). Pasca pengumuman adanya pasien dengan positif terjangkit virus Corona COVID-19 di Indonesia, banyak warga yang berburu berbagai jenia empon-empon untuk dikonsumsi. Menurut pedagang terjadi peningkatan permintaan hingga tiga kali lipat dibandingkan dengan sebelumnya dan sejumlah tanaman empon-empon hasil bumi ini juga mengalami kenaikan harga.
DIBURU PEMBELI. Sejumlah pemberi memilih berbagai jenis empon-empon yang dijual di pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta, Rabu (4/3/2020). Pasca pengumuman adanya pasien dengan positif terjangkit virus Corona COVID-19 di Indonesia, banyak warga yang berburu berbagai jenia empon-empon untuk dikonsumsi. Menurut pedagang terjadi peningkatan permintaan hingga tiga kali lipat dibandingkan dengan sebelumnya dan sejumlah tanaman empon-empon hasil bumi ini juga mengalami kenaikan harga. (Tribunjogja.com | Hasan Sakri)

Ia berharap, dengan dikonsumsinya empon-empon tersebut bisa menurunkan tingkat kematian akibat virus corona di dunia dan Indonesia khususnya.

Peneliti asal Surabaya berhasil menemukan penangkal virus corona dari bahan-bahan alami yang sering dikonsumsi masyarakat.

Penangkal tersebut berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh sehingga dampak infeksi virus bisa berkurang.

Bahan alami yang bisa menjadi penangkal corona yakni empon-empon atau rempah. Bahan-bahan ini kerap kali menjadi bumbu dapur keluarga di Indonesia.

Prof Dr Chairul Anwar Nidom, peneliti yang berhasil merumuskan penangkal virus tersebut mengatakan, dalam proses penemuannya tidak memerlukan waktu cukup lama.

Sebelumnya, pada tahun 2006-2007 ia mengatakan pernah meneliti kasus infeksi virus flu burung yang memiliki dampak hampir sama seperti virus corona.

"Di tahun 2006-2007 lalu saya pernah meneliti soal infeksi virus flu burung. Cata kerja virus ini adalah meningkatkan produksi sitokin dalam tubuh. Sitokin itu yang menyebabkan kehancuran sel-sel," kata Prof Dr Nidom, Senin (2/3/2020).

Menurutnya, infeksi virus corona bekerja hampir sama dengan virus flu burung, namun corona memproduksi sitokin yang lebih rendah dari flu burung.

Pada penelitian sebelumnya, Nidom menemukan bahwa zat aktif curcumin bisa menangkal infeksi virus tersebut.

Curcumin sendiri bisa ditemukan dalam empon-empon seperti jahe, kunyit, temulawak, serai, kayu manis dll.

"Kandungan curcumin di empon-empon ini ternyata sangat bagus. Tapi waktu itu saya tidak lanjutkan penelitian soal empon-empon karena harus membuat vaksin flu burungnya," ia memaparkan.

Ia menuturkan, ketika dunia dihebohkan dengan infeksi virus corona, Prof Dr Nidom menemukan kemiripan dengan virus yang ia teliti sebelumnya dan berhasil merumuskan empon-empon sebagai penangkal virus yang ampuh.

Menurutnya, kandungan curcumin tertinggi dalam empon-empon terdapat pada jahe dan kunyit.

"Curcumin yang masuk dalam tubuh akan bereaksi menghentikan produksi sitokin akibat infeksi virus. Sitokin yang bisa menyebabkan kerusakan sel secara terus menerus tidak akan diproduksi dengan adanya curcumin. Jadi meski virusnya ada sel tidak rusak," ujarnya.

Saat ini, Prof Dr Nidom sedang dalam tahap penelitian untuk menguji empon-empon sebagai pengobatan.

Ia menjelaskan tengah melakukan tiga uji coba penelitian menggunakan hewan.

Hewan pertama diberi curcumin kemudian diinfeksi virus, hewan kedua diberi curcumin dan infeksi virus secara bersamaan dan ketiga diinfeksi virus dulu baru diberi curcumin.

"Harapannya yang ketiga itu nanti bisa jadi obat atau vaksin untuk kasus corona yang sedang marak saat ini," pungkasnya. (Tribunjogja.com/Surya Malang/Luthfi Husnika)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved