Harga Empon Naik di Pasaran

Empon-empon Corona Pedagang Pasar Beringharjo Yogyakarta Laris Manis

empon-empon adalah hasil bumi herbal mulai jahe, kunyit, temulawak, hingga serai.

Penulis: Amalia Nurul F | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com | Amalia Nurul
Pedagang di Pasar Beringharjo menjual berbagai jenis empon-empon seperti jahe, kunyit, temulawak, hingga serai. Empon-empon itu ramai dibeli warga sejak merebaknya kasus Virus Corona 

Ada pemandangan tak biasa di kios pedagang empon-empon di Pasar Beringharjo pada Rabu (4/3/2020). Pedagang ramai dikunjungi masyarakat yang ingin membeli berbagai hasil bumi herbal mulai jahe, kunyit, temulawak, hingga serai.

Selidik punya selidik ramainya warga membeli hasil bumi tanaman pengobatan itu karena beredarnya pesan berantai di media sosial mulai Facebook, Instagram termasuk pesan di grup WhatsApp.

Pesan itu menyebutkan bahwa satu diantara dari sekian cara untuk mencegah daya tahan tubuh yaitu dengan mengonsumsi ramuan empon-empon.

Walhasil, produk herbal yang biasanya hanya dibeli pedagang jamu dan orang tertentu itu, kini ramai dibeli masyarakat.

Rika (43) pedagang empon-empon di Pasar Beringharjo Yogyakarta mengungkapkan, pembeli meningkat hingga empat kali lipat dibanding hari biasanya.

"Bisa meningkat 3-4 kali lipat. Mungkin karena pengaruh berita-berita itu. Saya aja nggak tau, kok tiba-tiba datang sebanyak ini dan sudah sejak kemarin. Padahal stoknya nggak banyak," ungkap Rika.

Pengakuan pembeli, Bertin (32) mengaku ia memborong empon-empon sejak Selasa (3/3/2020). Ia kembali memborong lantaran dititipi para tetangganya.

"Ini ada kunyit, serai, jahe, sama temulawak. Kemarin udah beli, tapi ini titipan tetangga jadi saya beli lagi, kebetulan saya juga pedagang di Beringharjo jadi banyak tetangga yang titip," ungkap Bertin.

Ia mengaku membeli banyak empon-empon karena banyaknya informasi tentang pencegahan virus korona, yang salah satunya dengan mengonsumsi empon-empon.

"Karena dari medsos, WA, Instagram semuanya share. Kesehariannya saya nggak pernah beli sekomplet ini. Yakin aja khasiatnya, buat antisipasi," paparnya.

DIBURU PEMBELI. Sejumlah pemberi memilih berbagai jenis empon-empon yang dijual di pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta, Rabu (4/3/2020). Pasca pengumuman adanya pasien dengan positif terjangkit virus Corona COVID-19 di Indonesia, banyak warga yang berburu berbagai jenia empon-empon untuk dikonsumsi. Menurut pedagang terjadi peningkatan permintaan hingga tiga kali lipat dibandingkan dengan sebelumnya dan sejumlah tanaman empon-empon hasil bumi ini juga mengalami kenaikan harga.
DIBURU PEMBELI. Sejumlah pemberi memilih berbagai jenis empon-empon yang dijual di pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta, Rabu (4/3/2020). Pasca pengumuman adanya pasien dengan positif terjangkit virus Corona COVID-19 di Indonesia, banyak warga yang berburu berbagai jenia empon-empon untuk dikonsumsi. Menurut pedagang terjadi peningkatan permintaan hingga tiga kali lipat dibandingkan dengan sebelumnya dan sejumlah tanaman empon-empon hasil bumi ini juga mengalami kenaikan harga. (Tribunjogja.com | Hasan Sakri)

Untuk beberapa jenis empon-empon tersebut, Bertin menghabiskan Rp48.000.

Sebelumnya Bertin juga memborong hingga menghabiskan sekitar Rp60.000.

"Kemarin (Selasa) sore serai masih 8 ribu seikat. Sekarang 20 ribu seikat," ujarnya.

Empon-empon tersebut pun akan diolah dan dikonsumsi oleh Bertin.

"Nanti dicuci dulu, digeprek, terus ditaruh di kendi. Nanti jadi berapa gelas, diminhm aja. Paling bisa buat seminggu," kata dia.

Selain empon-empon, Bertin mengaku juga mengonsumsi vitamin.

"Biasanya vitamin aja. Tapi kalau empon-empon biasanya cuma jahe aja," tuturnya.

DIBURU PEMBELI. Sejumlah pemberi memilih berbagai jenis empon-empon yang dijual di pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta, Rabu (4/3/2020). Pasca pengumuman adanya pasien dengan positif terjangkit virus Corona COVID-19 di Indonesia, banyak warga yang berburu berbagai jenia empon-empon untuk dikonsumsi. Menurut pedagang terjadi peningkatan permintaan hingga tiga kali lipat dibandingkan dengan sebelumnya dan sejumlah tanaman empon-empon hasil bumi ini juga mengalami kenaikan harga.
DIBURU PEMBELI. Sejumlah pemberi memilih berbagai jenis empon-empon yang dijual di pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta, Rabu (4/3/2020). Pasca pengumuman adanya pasien dengan positif terjangkit virus Corona COVID-19 di Indonesia, banyak warga yang berburu berbagai jenia empon-empon untuk dikonsumsi. Menurut pedagang terjadi peningkatan permintaan hingga tiga kali lipat dibandingkan dengan sebelumnya dan sejumlah tanaman empon-empon hasil bumi ini juga mengalami kenaikan harga. (Tribunjogja.com | Hasan Sakri)

Imunitas Kunci Menangkal Virus Corona

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menegaskan bahwa sistem kekebalan tubuh atau imunitas merupakan faktor yang paling kuat dalam menangkal serangan virus corona. Oleh karena itu, dirinya meminta masyarakat untuk menjaga imunitas tubuh.

Menurut dia, tak ada yang lebih ampuh untuk menangkal virus corona selain imunitas tubuh yang kuat.

"Tidak ada di dunia ini yang lebih hebat (menangkal virus Corona), lebih bagus, kecuali imunitas tubuh kita sendiri," kata Terawan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (3/3/2020).

Terawan mengatakan, untuk menjaga imunitas tubuh, seseorang harus dipastikan mendapat asupan makan yang cukup.

Ia juga meminta masyarakat untuk menerapkan gerakan masyarakat hidup sehat.

Menteri Kesehatan RI, dr Terawan Agus Putranto
Menteri Kesehatan RI, dr Terawan Agus Putranto (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Selain itu, masyarakat juga diminta tak cemas, karena kecemasan justru dapat menyebabkan imunitas tubuh menjadi turun.

"Hati, pikiran kita namanya psikoneuroimunologis. Kalau kita mendapatkan persepsi hal-hal yang salah terus, membuat kita khawatir, cemas, ya imunitas tubuh kita ikut turun," ujar Terawan sebagaimana dilansir kompas.com

Terawan juga mengingatkan bagi mereka yang sehat untuk tak perlu mengenakan masker.

Sebagaimana ketentuan world health organization (WHO), masker hanya diperuntukan bagi orang yang sakit.

"Yang sakit pakai masker, yang sehat tidak perlu pakai masker," kata Terawan.

"Kecuali dia melakukan tindakan-tindakam di rumah sakit dan sebagainya sehingga dia memerlukan alat masker karena untuk menjaga sterilitas," lanjutnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved