Puncak Musim Hujan, BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Bencana Hidrometeoroogis di Wilayah Yogyakarta

Potensi hujan sedang hingga lebat di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta masih terjadi selama sepekan ke depan.

TRIBUNJOGJA.COM / Christi Mahatma Wardhani
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Indonesia, Dwikorita Karnawati (tengah) saat jumpa pers di BMKG Staklim Mlati, Sabtu (22/02/2020) sore. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan potensi hujan sedang hingga lebat di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta masih terjadi selama sepekan ke depan.

Kepala BMKG Indonesia, Dwikorita Karnawati, mengatakan meningkatnya pola tekanan rendah di wilayah Belahan Bumi Selatan (BBS) mengindikasikan terjadinya peningkatan aktivitas Monsun Asia.

Hal itu menyebabkan terbentuknya Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ) yang memanjang dari Laut Jawa hingga Laut Arafuru.

Dalam skala loka, ITCZ mempengaruhi pola angin di DIY berupa konvergensi, sehingga meningkatkan potensi pembentukan awan hujan cukup signifikan.

"Satu pekan ke depan wilayah DIY masih berpotensi sedang hingga lebat. Lebat itu sekitar 50mm per hari sampai 100mm/hari. Tidak hanya hujan saja, dampak cuaca ektrim adalah angin kencang," katanya belum lama ini.

Basarnas Yogyakarta Imbau Nelayan Perhatikan Keselamatan Saat Beraktivitas

Bantu Basarnas dan BPBD Cari Korban Susur Sungai SMPN 1 Turi, BMKG Laporkan Info Cuaca Tiap Jam

Dengan potensi hujan sedang hingga lebat tersebut, Ia meminta masyrakat untuk mewaspadai potensi bencana hidrometerorologis, berupa banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.

Menurut dia hampir seluruh daerah di DIY memiliki potensi bencana hidrometeorologis.

"Pontesi banjir, banjir bandang, tanah longor masih bisa terjadi. Sehingga masyarakat perlu waspada. Sleman daerah Pakem, Cangkringan, Turi, Ngemplak berpotensi hujan lebat. Artinya potensi banjir, banjir bandang masih bisa terjadi," terangnya.

ILUSTRASI - Hujan Deras
ILUSTRASI - Hujan Deras ((KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES))

"Kulonprogo di Kecamatan Girimulyo, Nanggulan, Kalibawang, Samigaluh perlu wasapada karena selama tiga hari diperirakan hujan lebat. Daerah itu adalah daearah langganan longsor. Gunungkidul daerah Semin, Gedangsari juga langganan longsor. Kota Yogyakarta juga berpotensi banji, juga potensi longsor di lembah sungai Code dan Winongo," bebernya.

Dwikorita meminta masyrakat selalu memantau informasi cuaca sebelum beraktivitas dari berbagai kanal BMKG.

Masyarakat bahkan bisa memantau pergerakan awan Kumolunimbus melalui https://sipora.infocuaca.id.

Warna kuning, oranye, dan merah adalah citra awan CB yang peru diwaspadai.

"Saat ini DIY sedang berada pada puncak musim hujan. Puncak musim hujan terjadi bulan Februari sampai Maret, artinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat akan terjadi sampai Maret,"ujarnya.

Selain itu masyarakat juga bisa mengakses info cuaca melalui Twitter @StaklimJogja, Instagram Staklim Jogja, Facebok: Stasiun Klimatologi Yogyakarta, Telegram 08224009760, www.bmkg.go.id, dan call center (0274) 2880151/52.

Hujan Deras di wilayah Yogyakarta
Hujan Deras di wilayah Yogyakarta (Dok Tribunjogja.com)
Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved