Siswa di Sleman Hanyut
TRAGEDI SUSUR SUNGAI DI SLEMAN: Khoirunnisa Dimakamkan Tepat di Hari Ulang Tahunnya
Khoirunnisa Nur Cahyani salah satu korban susur sungai anggota pramuka SMPN 1 Turi dimakamkan bertepatan dengan hari ulang tahunnya
Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
"Saat itu airnya biasa, paling tinggi sepaha. Tapi tidak terasa airnya tiba-tiba naik, cuma kerasanya Makin kencang arusnya," katanya.
Dia berserta rombongan pun segera berinisiatif untuk menepi.
"Waktu itu masih ada yang terjebak di tengah dan kita minta untuk tidak panik," katanya.
Dia pun berupaya menolong mereka menggunakan akar pohon (sulur) untuk menarik siswa yang terjebak di tengah.
Di sisi lain, Dani Wahyu W mengatakan pada saat air mulai deras, dia melihat ada beberapa siswi yang hanyut.
"Ada dua orang hanyut, Saya langsung reflek meloncat dan menolong mereka. Kondisinya sudah lemas karena terguling-guling di Aliran air," katanya.
Akibat kejadian ini, mereka juga merasakan trauma yang cukup mendalam.
Terlebih lagi, salah satu kawan sekelasnya ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa.
Siswa lainnya bernama Zidan menceritakan pengalamannya melalui ibunya, Yuni.
Dia menceritakan kronologis sore nahas tersebut.
Ketika itu para peserta susur sungai berjalan didampingi para pembina.
Ada yang berjalan di tepi, ada pula yang di tengah sungai.
Ketinggian air kala itu cukup dangkal.
Dia menceritakan, peserta berjalan sekitar 30 menit, dengan menempuh jarak lebih kurang satu kilometer.
Di tengah perjalanan itu tangan Zidan terluka karena tergores bambu.