Pendidikan
UNY dan Tanoto Foundation Dorong Pengalaman Baru dalam Belajar
Kedua belah pihak telah mulai melatih fasilitator dosen untuk memberikan pengalaman baru dalam belajar kepada mitra sasaran program PINTAR nantinya.
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Merdeka belajar yang didengungkan oleh Mendikbud direspon oleh Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan Tanoto Foundation melalui kerja sama dalam Program Pengembangan Inovasi untuk Kulitas Pembelajaran (PINTAR).
Kedua belah pihak telah mulai melatih fasilitator dosen untuk memberikan pengalaman baru dalam belajar kepada mitra sasaran program PINTAR nantinya.
Pengalaman ini diyakini akan memberikan dampak yang positif bagi perkembangan potensi siswa secara utuh.
Teacher Training Institute Coordinator Tanoto Foundation Dyah Karyati menyampaikan pengalaman nyata dalam belajar akan mengarahkan siswa untuk lebih mudah mengkonstruksikan menjadi sebuah konsep belajar.
• 7 Wisata Bernuansa Budaya di Jogja Dekat Dengan Kampus UGM dan UNY
"Setelah itu akan melatih mereka untuk menalar, dan berdiskusi dengan temannya. Kemudian mempresentasikan pengalaman baru yang telah dia dapatkan dalam sebuah peta konsep. Terakhir merefleksikannya bersama-sama dengan guru. Proses ini akan mendorong potensi siswa berkembang secara maksimal,” ujarnya Kamis (20/2/2020).
Rasa ingin tahu dan berimajinasi dari pengalaman yang difasilitasi oleh guru di mana kedua hal tersebut merupakan dasar bagi kreativitas akan terpupuk dengan baik bila guru secara konkrit merancang pembelajaran ini dari awal.
Hal tersebut yang dilatihkan pada para dosen fasilitator dari UNY selama 5 hari untuk mendorong pembelajaran berbasis pada unsur-unsur pembelajaran aktif.
Selama lima hari, peserta dari FIP, FMIPA dan FBS UNY dilatih fasilitator dari Program PINTAR untuk mengembangkan dan menguatkan keterampilan tersebut.
Setelah dilatih, diimplementasikan dan dikembangkan dalam perkuliahan yang mereka ampu, fasilitator ini akan melatih sekolah-sekolah sasaran atau mitra dai UNY dan PINTAR.
Agar memudahkan dalam implementasinya, PINTAR menyebut sebagai unsur pembelajaran aktif MIKiR atau kepanjangan dari Mengalami, Interaksi, Komunikasi dan Refleksi.
Konsep yang dikolaborasi oleh PINTAR adalah membuat siswa melakukan sesuatu yang benar-benar mereka alami sesuai apa yang dipelajari.
• Super Gampang! Tutorial Make Up Khusus untuk Musim Hujan
"Peserta pelatihan akan diajak mulai menggunakan pendekatan pembelajaran aktif saat berada di kelas. Unsur-unsur pembelajaran aktif dimasukkan dalam setiap langkah pembelajaran," kata dia.
Setiap Mata pelajaran pada Program PINTAR memiliki karakter keterampilan dan proses tersendiri yang perlu dilatihkan secara berkelanjutan kepada siswa.
Dosen UNY yang juga fasilitator Program PINTAR Supartinah menjelaskan untuk Mapel bahasa Indonesia memberikan penjelasan lebih detil tentang kompentensi Mapel yang dikuatkan dalam pelatihan.
Misalnya, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia peserta dilatih berfokus pada empat strategi dalam memecahkan masalah pembelajaran bahasa Indonesia yang sering terjadi di kelas.
"Yaitu, mengorganisasi informasi menggunakan graphic organizer (GO), menulis cerpen dengan literasi visual, mengidentifikasi informasi dengan menentukan gagasan utama bacaan dan menulis teks prosedur dengan strategi rekonstruksi kegiatan," jelasnya.
Selain itu ada Mapel lain diantaranya Mapel untuk Literasi Kelas Awal dimana mengembangan berbagai strategi pembelajaran Literasi Kelas Awal.
Seperti membuat big book (buku besar), strategi membaca bersama, dan membaca terbimbing dengan buku berjenjang.
• UNY Resmikan Patung Kembara dan Taman Adimarga
Pada Mapel IPS, Keterampilan IPS dan sikap sosial.
Keterampilan IPS yang dimaksud adalah keterampilan berpikir kritis, mengolah informasi, berperan dalam kelompok, dan mampu mengkonstruksi pengetahuan baru.
Sikap sosialnya seperti peduli, jujur, santun, dan bertanggungjawab juga dikuatkan.
Di Mapel bahasa Inggris, selain penekanannya pada empat keterampilan berbahasa Inggris yaitu listening, speaking, reading, dan writing, pembelajaran bahasa Inggris pada materi Modul II bertujuan pada ketercapaian kompetensi komunikatif dengan pendekatan pembelajaran berbasis teks (Text Based Instruction/TBI).
"Sedangkan pada matematika, keterampilan matematika yang dikembangkan diantaranya penalaran, pembuktian, representasi, koneksi, dan komunikasi. Sementara proses matematikanya yaitu penyelidikan, penemuan, dan pemecahan masalah," ungkapnya. (TRIBUNJOGJA.COM)