Yogyakarta
Zulhas Kembali Jabat Ketum, DPW PAN DIY: Jangan Bawa Partai Masuk ke Pemerintahan
Ketua DPW PAN DIY, Nazaruddin mengucapkan selamat atas kembali terpilihnya Zulkifli Hasan (Zulhas) untuk menahkodai partai berlambang matahari
Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ketua DPW PAN DIY, Nazaruddin mengucapkan selamat atas kembali terpilihnya Zulkifli Hasan (Zulhas) untuk menahkodai partai berlambang matahari tersebut periode 2020 - 2025 lewat Musyawarah Nasional (Munas) atau Kongres V yang digelar di Kendari, Sulawesi Tenggara 10-12 Februari 2020.
Nazar menyebut, pihaknya menerima hasil yang keluar setelah Zulhas mengalahkan dua pesaing lain, yaitu Mulfachri Harahap dan Dradjad Wibowo pada kongres tersebut.
Hasil tersebut, menurut dia merupakan bagian dari dinamika partai dan juga proses demokratisasi yang mesti dijaga.
"Kami juga berharap, terpilihnya pak Zul ini kemudian tidak membawa partai ini menjadi bagian dari pemerintahan yang sekarang," ujarnya, Rabu (12/2/2020).
• Kongres V PAN di Kendari Diwarnai Kericuhan, Dipicu Permasalahan Registrasi Peserta
Nazar menilai, sikap para konstituen dan juga pengurus partai di DIY menghendaki agar partai tetap konsisten dengan langkah yang diambil sejak perhelatan Pilpres silam.
Dengan demikian, dia menilai jargon PAN yang lahir dari semangat reformasi dapat dipertahankan.
"Ya, aspirasi dari PAN DIY begitu. Sebagai partai reformasi kita juga punya amanah untuk menjaga semangatnya yakni berperan dalam menjaga check and balance kekuasaan," jelasnya.
Namun demikian, terpilihnya Zulhas sebagai Ketum untuk periode kedua disebut Nazar sebagai hal yang tak lazim dalam sejarah PAN.
• Posisi PAN di Pemerintahan Jokowi-Maruf Amin Akan Ditentukan di Kongres-5
Menurut dia, PAN sebagai partai pembaharu selalu menghendaki sosok pemimpin yang up to date dalam mengikuti situasi politik tanah air serta menjawab tantangan terkini.
"Meski dalam aturannya diperbolehkan (dua periode) tapi kita selalu mentradisikan memilih ketua yang baru. Selain itu, ketika posisi Ketum dijabat terlalu lama hal yang ditakuti adalah timbulnya oligarki di tubuh partai," pungkas dia. (TRIBUNJOGJA.COM)