Bantul
Kisah Sukses Purwanto, Peternak Ikan Koi asal Bantul, Pernah Jual Ikan Seharga Rp 174 Juta
Kisah Sukses Purwanto, Peternak Ikan Koi di Bantul, Pernah Jual Ikan Seharga Rp 174 Juta
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL- Purwanto, warga Padukuhan Ketonggo, Desa Wonokromo, Kecamatan Pleret adalah contoh seorang peternak ikan Koi yang sukses.
Melalui tangan terampilnya, ikan dengan nama latin Cyprinus Carpio itu tumbuh dengan baik dan sehat.
Ditemui Tribunjogja.com, kediaman pria berusia 54 tahun itu terdapat ratusan atau bisa jadi ribuan ikan Koi berbagai jenis.
Ikan-ikan tersebut dikelompokkan berdasarkan rentang usia di dalam puluhan kolam budidaya.
Ada kolam untuk ikan yang masih kecil berumur sekitar empat bulan, ikan koi sedang berumur 2-4 tahun, serta ada pula kolam yang dihuni oleh ikan ikan Koi besar.
"Ikan koi besar ini indukan. Usianya rata-rata sudah 9 tahun," kata Purwanto.
Ikan yang dibudidayakan oleh Purwanto ini sudah menembus pasar di seluruh Indonesia.
• Melihat Budidaya Ikan Koi di Wonokromo Bantul
• Viral Video Jalanan Perkampungan di Magelang Dilukis Ikan KOI 3 Dimensi
Mulai dari Yogyakarta, Kalimantan, Makassar Jakarta hingga Surabaya.
Harganya bervariasi mulai dari Rp 25 ribu, ratusan ribu hingga ada juga yang mencapai puluhan juta rupiah.
Bahkan, Purwanto mengaku pernah menjual ikan Koi miliknya dengan harga Rp 174 juta rupiah.
"Harga Rp 174 juta itu untuk sembilan ekor. Itu yang paling mahal," kata dia.
Berangkat dari Hobi
Purwanto bercerita, bisnis budidaya ikan Koi bermula dari hobi.
Awalnya pada tahun 2005 dirinya membeli sembilan ekor ikan Koi.
Ikan tersebut kemudian dipelihara hingga tumbuh besar. Warna dan bentuk tubuhnya yang bagus membuat ikan tersebut jadi lirikan banyak orang.
"Banyak yang tanya. Ini ikannya mau dijual nggak," ujar dia.
Dari sana, ternyata banyak orang yang menyukai ikan koi.
Di samping warna dan tubuhnya yang bagus, ikan tersebut juga dipercaya sebagai pembawa keberuntungan dan tidak membosankan.
Pada tahun 2010, Purwanto akhirnya memutuskan untuk mencoba keberuntungan itu dengan memulai usaha budidaya ikan koi.
Hasilnya ternyata memuaskan, semakin tahun terus berkembang.
Saat ini, tepat di belakang rumah Purwanto ada sekitar 30 kolam budidaya.
Kolam tersebut menampung ratusan atau bisa jadi ribuan ikan koi berbagai jenis.
Mulai dari Sanke, Sowa, Koaku, Boromu, Siro, Kinmasuba, Susui, Asagi, Chagoi hingga Platinum.
Setiap jenis koi, menurut dia, memiliki peminatnya masing-masing, tergantung selera dari pembeli.
• Koi Peliharaan Mati Karena Listrik Padam, Dua Warga Gugat PLN ke Pengadilan, Tuntut Ganti Rugi
Para pecinta Koi, kata dia, biasanya cenderung akan melihat dari pola warna, tingkat kecerahan dan bentuk tubuh.
"Paling disukai bentuk tubuhnya ideal, tidak terlalu bulat dan tidak terlalu kurus," ujar Purwanto.
Ia menyampaikan budidaya ikan Koi saat ini masih sangat menjanjikan.
Di samping bentuk tubuh dan warnanya indah, harga ikan koi di pasaran menurutnya cenderung stabil.
Kendati demikian, budidaya Ikan Koi bukan berarti tanpa resiko.
Kata Purwanto, ada sejumlah kendala yang dihadapi. Antara lain, telor ikan tidak menetas hingga penyakit busung insang.
Penyakit ini biasanya muncul saat musim peralihan antara musim kemarau dengan musim penghujan.
Ikan awalnya terlihat sehat tapi tiba-tiba mati. Tanda-tanda penyakit ini biasanya bisa dilihat dari belakang insang. Terdapat bintik-bintik seperti jamur.
"Untuk mencegah penularan, ikan yang terkena penyakit, sebaiknya harus segera dikarantina," kata dia.(Tribunjogja/Ahmad Syarifudin)