Harga Bawang Putih Naik

Pedagang Pasar Beringharjo Keluhkan Harga Bawang Putih yang Tak Kunjung Stabil

Tidak hanya pedagang yang mengeluhkan harga bawang yang tak kunjung stabil ini, para pembeli pun juga mengeluhkan hal sama.

Penulis: Amalia Nurul F | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Amalia Nurul
Pedagang di Pasar Beringharjo keluhkan harga bawang putih yang tak kunjung stabil, Senin (10/2/2020). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Harga bawang putih belakangan dirasakan tidak stabil.

Hal tersebut dikeluhakan oleh Tukinem, pedagang di Pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta.

Tukinem saat ditemui Tribunjogja.com, mengatakan sebelumnya harga bawang putih sempat naik hingga Rp60.000.

Namun ia mengaku pada hari Senin (10/2/2020) harga bawang putih turun.

"Kemarin sempat naik sampai 60 ribu, sehari saja. Sekarang sudah turun lagi," ungkapnya.

Stok Menipis dan Virus Corona Pengaruhi Kenaikan Harga Gula Pasir dan Bawang Putih di Yogyakarta

"Hari ini rata-rata jualnya 50 ribu. Saya jualnya 50 ribu, tapi pedagang lain bisa berbeda," sambungnya.

Tukinem pun berujar, tidak hanya pedagang yang mengeluhkan harga bawang yang tak kunjung stabil ini.

Para pembeli langganannya pun juga mengeluhkan hal sama.

"Pembeli juga sambat, mereka kan mau nggak mau harus beli karena butuh," tuturnya.

Para pembeli ini kata dia kebanyakan memang untuk kebutuhan rumah makan atau restoran.

Super Gampang! Tutorial Make Up Khusus untuk Musim Hujan

"Banyak yang butuh bawang. Jadi berapapun harganya tetap beli," katanya.

Soal stok, Tukinem mengaku masih tersedia cukup banyak.

"Stoknya banyak. Barangnya banyak. Ini saya yang ini masih punya sekitar 80 kilogram. Belum lagi yang di dalam kotak juga ada," katanya sambil menunjukkan tempat penyimpanan di kiosnya.

Ia pun berharap harga bawang putih ini segera stabil.

Tukinem mengaku was-was jika nanti bawangnya tak laku.

"Harapannya segera stabil harganya," tuturnya.

Harga Bawang Putih di Bantul Melejit, Capai Rp 60 Ribu Perkilogram

Butuh Impor

Disinggung soal dibatasinya impor bawang dari Cina, Tukinem berharap agar tidak disetop.

Karena menurutnya, impor tetap diperlukan karena di Indonesia bisa memenuhi kebutuhan bawang putih sendiri.

"Kalau impornya disetop jelas pengaruh. Jadi kekurangan barang. Kan kita tidak bisa tanam bawang putih sendiri," ujarnya.

Selain bawang putih, Tukinem juga menyebut bawang bombai juga masih perlu diimpor.

"Bawang bombai kan juga dari China. Ini harganya juga naik, saya nggak jual karena mahal," pungkasnya.(TRIBUNJOGJA.COM

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved