Gunungkidul

Terkendala Jarak, Korban Klitih Asal Gunungkidul Ini Enggan Buat Laporan Polisi

Ia tetap berharap kepolisian bisa mengusut tuntas aksi kekerasan yang marak belakangan ini.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando
Pendiyanto (24) saat didampingi oleh Ayahnya (kanan) dan Dukuh Dondong Wagirin (kiri) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Alexander Ermando

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Pendiyanto (24) tak menyangka perjalanan pulang setelah makan pada Senin (03/02/2020) dini hari lalu berubah jadi petaka.

Ia diserang orang tak dikenal hingga mengalami luka cukup parah.

Saat ditemui di kediamannya yang berada di Dusun Dondong, Jetis, Saptosari, tangan kanan pria yang sehari-harinya berprofesi sebagai ojek online ini tampak dibebat dan digendong.

"Ada luka robeknya di sini, lalu bagian dalam ada tujuh jahitan dan di luar sepuluh jahitan," kata Pendi, Kamis (06/02/2020) lalu.

Cegah Klitih, Polresta Yogya Patroli Hingga Gang Kampung

Pendi menceritakan, malam itu ia baru saja selesai makan bersama dengan empat orang rekannya.

Menggunakan dua motor berboncengan, mereka kemudian melaju menuju Denggung melalui Jalan Kabupaten.

Saat akan mendekati Simpang Ring Road Kronggahan, tiba-tiba dari arah berlawanan muncul sepeda motor dengan kecepatan tinggi dibawa oleh dua orang.

Seketika, sebilah pedang langsung menyabet dan mengenai tangan kanannya.

Seingat Pendi, pelaku sempat terjatuh usai melakukan aksinya.

"Namun karena kami terlanjur panik, tidak sempat mengejar. Teman-teman saya memutuskan untuk langsung membawa saya ke Rumah Sakit terdekat," tuturnya.

Super Gampang! Tutorial Make Up Khusus untuk Musim Hujan

Ketika menjalani penanganan dan perawatan dari pihak RS, Pendi mengaku langsung didatangi oleh pihak kepolisian.

Rupanya, ada warga yang mengetahui kejadian tersebut dan langsung menghubungi aparat.

Sayangnya, saat dimintai keterangan oleh polisi, Pendi mengaku sama sekali tidak bisa melihat bagaimana tampilan hingga wajah pelaku.

Begitu pula dengan nomor polisi motor yang dibawanya.

Kesulitan mengenali pelaku juga bertambah lantaran kondisi jalan yang minim penerangan serta ketiadaan kamera pemantau alias CCTV.

Penyelesaian Klitih di Yogya, Politisi PKS : Perlu Metode Penanganan Baru

"Saya akhirnya memutuskan untuk tidak membuat laporan. Saya buat surat pernyataan dan disaksikan langsung oleh polisi saat itu," jelas Pendi.

Keputusan Pendi dibuat bukan tanpa alasan.

Sebab ia merasa berat harus bolak-balik menjalani pemeriksaan untuk mengusut kasus tersebut.

Apalagi ia tinggal jauh dari lokasi kejadian.

Kondisinya yang masih butuh perawatan membuatnya tidak bisa ditinggal sendirian di Yogyakarta.

Hingga saat ini, Pendi terus didampingi pihak keluarga di rumah untuk memantau kondisinya.

"Saya juga jujur masih khawatir setelah mengalami kejadian tersebut," kata pria yang sebelumnya mengontrak di kawasan Seturan, Depok, Sleman ini.

Lantik Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Sultan Tekankan Penyelesaian Klitih

Dukuh Dondong, Wagirin memahami kenapa Pendi memutuskan tidak memperpanjang masalah.

Sebab pria tersebut tidak ingin merepotkan keluarganya yang tinggal jauh dari pusat kota.

Meskipun demikian, ia tetap berharap kepolisian bisa mengusut tuntas aksi kekerasan yang marak belakangan ini.

Tidak hanya yang terjadi pada keponakannya itu, tetapi pada korban lain.

"Sekali lagi bukannya kami tidak percaya dengan polisi, tapi ada kendala di jarak tempat tinggal yang sangat jauh," jelas Wagirin. (TRIBUNJOGJA.COM)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved