Gunungkidul

Tak Bisa Klaim BPJS, Korban Klitih Habis Rp 2 Juta Rawat Luka Sabetan

Lantaran tak membuat laporan ke polisi, ia juga tak bisa menggunakan layanan BPJS Ketenagakerjaan untuk merawat lukanya.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando
Ayah Pendiyanto menunjukkan hasil Rontgen terhadap luka yang dialami putranya lantaran disabet pedang oleh orang tak dikenal 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Alexander Ermando

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Meski menjadi korban dari aksi penyerangan pada Senin (09/02/2020), Pendiyanto (24) memutuskan untuk tidak melanjutkan kasus tersebut dalam bentuk laporan ke polisi.

Pria yang sehari-harinya berprofesi sebagai ojek online ini beralasan jarak tempat tinggalnya yang jauh dari tempat kejadian membuatnya urung membuat laporan.

"Apalagi saat ini saya juga masih menjalani perawatan dan harus didampingi orang tua," kata Pendi di Dusun Dondong, Jetis, Saptosari pada Kamis (09/02/2020) lalu.

Lantaran ia tak membuat laporan ke polisi, secara otomatis ia juga tak bisa menggunakan layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan untuk merawat lukanya.

Terkendala Jarak, Korban Klitih Asal Gunungkidul Ini Enggan Buat Laporan Polisi

Pasalnya, jika ingin bisa menggunakan BPJS Ketenagakerjaan maka ia harus menyertakan laporan kepolisian mengingat ia terluka karena kejadian kriminal.

Alhasil, ia pun harus merogoh kocek sendiri untuk menjalani perawatan di Rumah Sakit.

Itu belum termasuk ongkos perjalanan dari rumah menuju RS yang berada di wilayah Mlati, Sleman.

Padahal, keluarganya bukan tergolong orang yang mampu secara ekonomi.

Sehari-harinya, Ayah Pendi bekerja sebagai petani di dusun tersebut.

Super Gampang! Tutorial Make Up Khusus untuk Musim Hujan

"Kira-kira saya sudah habis Rp 2 Juta untuk perawatan, termasuk untuk jahitan luka," ungkap Pendi.

Menurutnya, ia masih harus menjalani rawat jalan setiap 3 hari sekali.

Apalagi luka yang dialami tangan kanannya itu tidak hanya sobekan, tapi juga ada tulang yang retak.

Meski harus menghabiskan biaya yang terhitung besar untuk keluarganya, Pendi mengaku ikhlas.

Ia pun menganggap apa yang dialaminya sebagai musibah dan menjadi pelajaran bagi dirinya serta orang lain.

Cegah Klitih, Polresta Yogya Patroli Hingga Gang Kampung

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved