Yogyakarta
PT KAI Nyalakan Lokomotif Uap Seri D14 Bernomor 10
Satu unit lokomotif warna hitam yang telah terparkir selama beberapa hari di peron utara Stasiun Lempuyangan dinyalakan.
Penulis: Rento Ari Nugroho | Editor: Gaya Lufityanti
Untuk antisipasi bila ada masalah, lanjut Suharyanto, jajaran PT KAI juga menyiagakan satu unit Track Motor Car (TMC) buatan Jepang untuk mengawal perjalanan.
"Namanya juga lokomotif yang sudah tua. Walau sudah direstorasi, namun tetap disiagakan TMC untuk bersiaga di sepanjang perjalanan," katanya.
Di tempat yang sama, Kepala PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Eko Purwanto menjelaskan, dikirimnya loko uap melalui jalur rel Yogya-Solo ini juga menjadi catatan tersendiri.
• Kisah Pria di Semarang Hanya Pingsan Meski Disambar Kereta Api, Korban Diduga Dalam Kondisi Mabuk
"Sudah cukup lama, puluhan tahun sepertinya, jalur rel Yogya-Solo ini tidak dilewati loko uap. Namun hari ini, lok uap akan lewat lagi. Kita kirim lokomotif ini ke Solo untuk melayani KA Jaladara. Secara teknis. loko sudah memenuhi syarat dan siap jalan," paparnya.
Tepat pukul 09.25, iring-iringan Lokomotif uap D14 dengan menggandeng TMC di belakangnya beranjak dari jalur 5 stasiun Lempuyangan.
Asap hitam dari cerobong dan uap putih dari seruling lokomotif yang berbunyi menarik perhatian masyarakat yang berhenti di perlintasan.
Nampak pula belasan pecinta kereta api mengabadikan momen ini baik melalui foto maupun video.
Mengingat usia dan kondisinya, lokomotif uap ini berjalan rata-rata 25 km/jam saja. Juga, loko berhenti di banyak titik di sepanjang jalan sekedar untuk memeriksa komponen.
• Tiket Kereta Api Terjual 59 persen, PT KAI Minta Penumpang Jangan Datang Mepet
Stasiun Maguwo, Brambanan, dan Srowot pun disinggahi.
Beberapa kali pula KA ini berhenti cukup lama untuk memberi jalan kereta api jarak jauh maupun lokal untuk menyusul.
Ketika tiba di stasiun Klaten, nampak satu truk tangki dan tumpukan kayu dipersiapkan di lapangan di selatan Stasiun.
Lokomotif yang tiba diarahkan masuk ke jalur di dekat lapangan.
Sementara itu para penumpang yang ada di stasiun juga nampak heran dengan pemandangan tak biasa ini.
Beberapa mengabadikan kejadian ini dengan ponsel pintarnya.
Stasiun Klaten, bukanlah perhentian yang biasa.