Kota Yogya
Pemkot Yogya Mulai Tata PKL Jalan Sudirman
Rencana pemindahan PKL itu sudah diutarakan sejak tahun lalu pada sejumlah tokoh masyarakat hingga pengurus di kecamatan.
Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Kota Yogyakarta mulai melakukan penataan kepada sejumlah pedagang kaki lima (PKL) yang bermukim di kawasan proyek lanjutan pedestrian Sudirman.
Pengerjaan awal yang direncanakan pada April mendatang dengan meliputi area jembatan Gondolayu hingga ke arah Tugu disebutkan mesti steril dari sejumlah PKL.
"April rencananya akan kita mulai pengerjaan," kata Kepala Dinas PUPKP Kota Yogyakarta, Agus Tri Haryono, Rabu (5/2/2020).
Agus menyebut rencana pemindahan PKL itu sudah diutarakan sejak tahun lalu pada sejumlah tokoh masyarakat hingga pengurus di kecamatan.
• PKL Minta Pemkot Tentukan Lokasi Pemindahan
Namun, sosialisasi resmi di tingkat kecamatan baru akan dilakukan pada pekan ini.
Dijelaskannya, secara total terdapat 18 PKL yang berjualan baik di sisi selatan maupun utara.
Diharapkan pemindahan dapat berjalan lancar dan tidak menimbulkan masalah baru.
Agus menyatakan, pengerjaan proyek tersebut tidak hanya mengubah bentuk trotoar.
Melainkan juga ikut diperlebar sepanjang satu meter khusus untuk di sisi selatan.
"Tapi divider tengah akan kita geser ke utara. Karena bangkitan lalu lintas yang paling banyak kan itu dari timur ke barat. Makanya dari arah sebaliknya kita geser," jelas dia.
• Super Gampang! Tutorial Make Up Khusus untuk Musim Hujan
Ditambahkannya, langkah itu diambil akibat pilihan memperlebar panjang trotoar demi kenyamanan para penyandang disabilitas.
Sehingga lebar jalan yang kian berkurang mesti ikut pula menggeser divider tersebut.
"Trotoarnya kan sempit disana. Pelebaran trotoar juga pada bagian dalam jalan jadi tidak terlalu menganggu," ujarnya.
Sementara pada bagian sumbu filosofis yakni Tugu, pihaknya berencana akan menyertakan ornamen honocoroko (huruf Jawa) pada satu di antara sudut dengan tajuk 'Tugu Jogja'.
"Nanti pagar kafe yang ada sana kita hilangkan kemaren kita juga sudah komunikasi dan yang toko murah di pojokan hanya tulisan tanpa honocoroko," kata dia. (TRIBUNJOGJA.COM)