Kulon Progo

Berawal Mimpi, Kawasan Gunung Pecok Kini Jadi Lokasi Menikmati Gemerlap Kota Yogyakarta

Pada persiapannya, pepohonan yang tidak produktif dibabat, guna menyingkap aura gelap menjadi terang benderang. Sedang pepohonan tinggi dibiarkan les

Penulis: Andreas Desca | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Andreas Desca Budi Gunawan
Warga yang tengah menikmati indahnya Gunung Pecok di Kulon Progo 

Laporan reporter tribunjogja.com, Andreas Desca Budi Gunawan

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Seorang anak diera 60-70 an di Desa Gulurejo, Kapanewon Lendah, Kabupaten Kulonprogo bermimpi bisa menyaksikan gemerlap Kota Yogyakarta dengan cara naik ke bukit tertinggi di desanya.

Mimpi itu terus dipegang teguh oleh Sogirin, hingga kini ia berusia 52 tahun.

“ Itulah mimpinya anak desa yang tinggal di pelosok gunung, dengan segala keterbatasan ekonomi. Karena kami miskin, ingin melihat indahnya Kota Yogyakarta saja tak pernah kesampaian,” katanya menahan tangis.

Prosesi Pernikahan Unik di Kulonprogo, Kedua Mempelai Diwajibkan Hafal Pancasila dan Indonesia Raya

Setelah puluhan tahun mimpi itu bersarang di benaknya, hingga zaman berganti, situasi sosial berubah dan dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat, mimpi itu kini jadi kenyataan.

Sogirin, anak desa yang kini memiliki usaha batik, berhasil mempertontokan kepada khalayak ramai, khususnya anak-anak Desa Gulurejo, bahwa sekarang mereka bisa melihat gemerlapnya lampu Kota Yogyakarta dari salah satu bukit tertinggi di wilayah tersebut.

Bukit tertinggi itu, dia namakan Kawasan Gunung Pecok.

"Nama itu muncul dari sebuah kawasan yang merupakan bukit tertinggi, yang sudah ditata apik menjadi arena rekerasi. Hutan rimbun yang semula membuat suasana ngeri, dibersihkan sedemikian rupa sehingga nampak sumringah," katanya.

Pada persiapannya, pepohonan yang tidak produktif dibabat, guna menyingkap aura gelap menjadi terang benderang. Sedang pepohonan tinggi dibiarkan lestari sekaligus sebagai perindang.

Cerita Kelam di Balik Gemerlapnya Dunia K-Pop : Dijerat Kontrak Hingga Dipaksa Operasi Plastik

Lanjutnya, agar terlihat rapi, pohon–pohon tingi dipecok (dipangkas) cabang serta rantingnya.

“ Kegiatan pecok (memangkas) cabang dan ranting pohon-pohon besar itu lalu kita abadikan sebagai nama kawasan ini yakni Kawasan Gunung Pecok,” kata Sogirin.

Munculnya kawasan wisata baru ini pun ditunjang dengan pembangunan akses jalan yang langsung mencapai Kawasan Gunung Pecok, oleh Pemerintah Desa Gulurejo.

Gunung Pecok, yang semula belantara, kini mulai nyaman untuk dirambah wisatawan. Selain mulai dilakukan penataan kawasan, penggarapan lahan, dan berbagai rencana pembangunan fasilitas wisata, Gunung Pecok saat ini juga sudah terjangkau instalasi listrik.

“semoga dengan adanya kawasan ini dapat memberi manfaat kepada lebih banyak orang, wisatawan, khususnya kepada rakyat di Desa Gulurejo. Bertahun-tahun saya memikirkan keadaan ini, dan kini alhamdulillah pintu sudah terbuka, impian segera menjadi kenyataan. Kita bisa melihat Indahnya Kota Yogyakarta dari atas bukit,” paparnya.

Sogirin juga mengatakan bahwa semua pemangku kebijakan di wilayah ini mulai dari Kepala Desa, Camat, bahkan Bupati memberi restu dibukanya Kawasan Gunung Pecok menjadi destinasi wisata alam, dengan segala keindahan dan keunikannya.

“Silahkan, teman-teman terutama Pemerintah Desa dan Kabupaten, untuk kemudian mengembangkan kawasan wisata ini, tentu konsepsinya adalah wisata alam dan tidak merusak lingkungan,” ujar Sogirin.

(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved