Ibu Rumah Tangga yang Menghina Bu Risma, Wali Kota Surabaya Minta Maaf Sambil Nangis Sesenggukan
bu rumah tangga asal Bogor pemilik akun Facebook yang menghina Wali Kota Surabaya akhirnya meminta maaf sambil menangis tersedu-sedu
Zikria juga mengaku kasus yang menjeratnya menjadi pembelajaran agar ia lebih bijak menggunakan media sosial.
Sementara itu Kepala Polrestabes Surabaya Kombes Sandi Nugroho meminta agar masyarakat lebih bijak saat bermain media sosial.
Ia juga mengatakan kasus tersebut akan dituntaskan agar mendapat kepastian hukum.
"Segera secepatnya akan kami limpahkan ke pengadilan untuk memberikan kepastian hukum," ujar Sandi.
Akibat perbuatannya itu, Zikria Dzatil terancam Pasal 45A Ayat (2) Jo Pasal 28 Ayat (2) UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE serta Pasal 45 Ayat (3) Jo Pasal 27 Ayat (3) UU 19 Tahun 2016 tentang perubahan UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE.
Sempat sembunyi
Sebelumnya, Zikria Dzatil, warga Perumahan Mutiara Bogor Raya RT 04/06, Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat, digerebek polisi.
Melansir dari Surya Malang, ibu rumah tangga itu diamankan pada Jumat (31/1/2020) untuk menindaklanjuti unggahannya di media sosial Facebook.
Ia menulis unggahan yang berkaitan dengan peristiwa hujan deras yang merendam sebagian jalanan di Kota Surabaya, Jawa Timur pada Rabu (15/1/2020) lalu.
Saat itu lah, Zikria Dzatil kemudian mengunggah foto Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dengan caption yang tidak pantas.

Melansir dari Kompas.com, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kemudian melaporkan unggahan yang diduga menghina wanita yang akrab disapa Risma itu kepada pihak berwenang.
Atas kuasa dari Risma, Kepala Bagian Hukum Pemkot Surabaya Ira Tursilowati kemudian melapor ke Polrestabes Surabaya pada Selasa (21/1/2020).
Dengan membawa bukti berupa tangkapan layar unggahan Zikria Dzatil di Facebook yang diduga berisi penghinaan.
Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara mengatakan pihaknya melaporkan akun tersebut atas desakan masyarakat.
"Inisiatif ini diambil karena melihat keresahan di masyarakat, baik melalui media sosial, maupun yang menghubungi langsung jajaran Pemkot Surabaya," ujar Febri, seperti dikutip Sosok.ID dari Kompas.com.
