Bentuk Tim PSIM Jogja, Seto Nurdiyantoro Pilih Pemain yang Mau Bekerja Keras Daripada Pemain Bintang
Seto tidak akan memikirkan nama besar pemain dan lebih memilih untuk merekrut pemain-pemain yang mau bekerja keras.
Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pelatih baru PSIM Yogyakarta, Seto Nurdiyantoro, mulai bergerak untuk membentuk kerangka tim untuk mengarungi Liga 2 2020.
Berdasarkan hasil kongres PSSI tahun 2020 memutuskan bahwa kick off liga 2 musim ini rencananya akan resmi bergulir mulai tanggal 13 Maret 2020 mendatang.
Berdasarkan jadwal tersebut, manajemen bersama pelatih kontestan liga kasta kedua segera bergegas mempersiapkan tim baik secara kuantitas maupun kualitas.
Tak terkecuali PSIM Yogyakarta. Pascapenunjukan Seto Nurdiyantoro sebagai juru taktik, tim berjuluk Laskar Mataram tersebut akan mulai melakukan perburuan pemain.
• Seto Nurdiyantoro Resmi Jadi Pelatih PSIM di Liga 2 2020
• CEO PSIM Jogja Berharap Kedatangan Seto Nurdiyantoro Jadi Momentum Kebangkitan Laskar Mataram
Waktu yang tersedia hanya kurang dari 1,5 bulan, akan coba dimaksimalkan oleh pelatih berusia 45 tahun itu untuk membentuk kerangka tim berlogo Tugu Pal Putih Yogyakarta itu.
Seto Nurdiyantoro mengaku telah memiliki gambaran untuk menyusun skuad PSIM Yogyakarta pada musim 2020 ini.

Dibeberkan Seto, dirinya tidak akan memikirkan nama besar pemain.
Ia lebih memilih untuk merekrut pemain-pemain yang mau bekerja keras.
"Target kami adalah mencari pemain-pemain yang mau bekerja keras. Bukan pemain yang punya nama. Kalau dia punya nama dan mau bekerja keras itu tidak masalah. Cuma kita akan sesuaikan dengan budget yang ada di tim ini," ujar pelatih berlisensi AFC Pro itu.
• Ini Dua Alasan Utama Seto Nurdiyantoro Terima Pinangan Melatih PSIM Yogyakarta
• Resmi Melatih PSIM Yogyakarta, Seto Nurdiyantoro : Kulo Nuwun, Mudah-mudahan Simbah Merestui
Selain mencari pemain yang mau bekerja keras, Seto juga membeberkan jika nantinya skuad Laskar Mataram minimal akan dihuni oleh tiga pemain berpengalaman.
Hal itu menurut eks pelatih PSS Sleman itu, penting untuk membantu psikologi dan perkembangan bakat dari pemain-pemain muda yang nantinya akan menghuni skud Naga Jawa.
"Kalau pemain senior nanti minimal ada tiga orang. Artinya biar yang muda ini belajar juga dengan senior seperti apa bersikap dilapangan, bagaimana dengan mentalnya dan lainnya," ucapnya.

Kendati membeberkan akan merekrut tiga pemain berpengalaman, Seto enggan merinci terlalu jauh diposisi mana saja pemain-pemain tersebut akan bermain.
"Kalau untuk posisi saya belum bisa tentukan, cuma ini kan minimal, bisa lebih bisa kurang. Kalau pun misalnya hanya dapat satu atau dua juga nggak masalah. Yang penting itu bagi saya kondusifitas dalam tim," tandasnya.
Tantangan Baru
Menduduki posisi sebagai pelatih kepala PSIM Yogyakarta, menjadi tantangan tersendiri bagi Seto Nurdiyantoro.
Dua musim menangani PSIM Yogyakarta yakni 2014-2015, Seto kemudian berlabuh ke PSS Sleman pada musim 2016.
"Semua ini jalan Tuhan. Artinya mungkin sama Tuhan saya harus banyak belajar lagi. Kenapa saya ke Liga 2? Bukan artinya meremehkan, tapi saya justru harus mulai dari awal lagi, melangkah lagi, belajar lagi karena sebenarnya kemarin menjadi kandidat di Timnas (asisten pelatih-red), tapi nggak jadi," kata Seto.
• Soal Target PSIM Yogyakarta ke Liga 1, Seto Nurdiyantoro : Kuncinya Adalah Kerja Keras
• Haryadi Suyuti Akui Lakukan Penjajakan dengan Seto Nurdiyantoro untuk Tangani PSIM Jogja
"Kalau kemarin sampai masuk ke Timnas, harapan saya bisa merangsang pelatih lain bahwa saya ini pelatih yang muncul dari kompetisi, tapi ternyata tidak. Terus di PSS Sleman juga tidak, jadi saya harus kembali belajar disini," lanjutnya.
Diakuinya, menakhodai Laskar Mataram menjadi tanggung jawab sekaligus tantangan yang besar untuknya.
"Saya di Liga 2 harus belajar peta kekuatan lagi karena saya kemarin di Liga 1 dan sudah banyak belajar peta kekuatan tim lain. Di Liga 2 artinya hal yang baru, pernah disitu tapi pasti peta kekuatannya sudah berbeda," jelasnya.
Lebih lanjut, Seto enggan mengumbar janji manis kepada pandemen Laskar Mataram, namun yang pasti Seto bertekad mencurahkan tenaga serta pikirannya bagi PSIM Yogyakarta.

"Mungkin yang perlu kita ketahui buat teman suporter PSIM Yogyakarta juga, dengan hadirnya saya tidak menjamin PSIM Yogyakarta menjadi lebih bagus atau PSIM masuk Liga 1. Saya juga tidak bisa menjamin. Tapi yang bisa menjamin adalah kerja keras kami (tim). Itu yang mungkin akan menjamin PSIM akan lebih berprestasi," kata Seto.
"Jadi saya harap suporter jangan berekspektasi yang terlalu tinggi, tapi kalau kita memulai semuanya dengan bagus, kerja keras, diiringi doa, harapannya apa yang diimpikan akan berjalan lancar. Juga semua stakeholder saling mendukung, apa yang kita impikan akan terjadi, tapi dibutuhkan kerja keras," tambahnya. (*)