Bentuk Tim PSIM Jogja, Seto Nurdiyantoro Pilih Pemain yang Mau Bekerja Keras Daripada Pemain Bintang
Seto tidak akan memikirkan nama besar pemain dan lebih memilih untuk merekrut pemain-pemain yang mau bekerja keras.
Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Muhammad Fatoni
Menduduki posisi sebagai pelatih kepala PSIM Yogyakarta, menjadi tantangan tersendiri bagi Seto Nurdiyantoro.
Dua musim menangani PSIM Yogyakarta yakni 2014-2015, Seto kemudian berlabuh ke PSS Sleman pada musim 2016.
"Semua ini jalan Tuhan. Artinya mungkin sama Tuhan saya harus banyak belajar lagi. Kenapa saya ke Liga 2? Bukan artinya meremehkan, tapi saya justru harus mulai dari awal lagi, melangkah lagi, belajar lagi karena sebenarnya kemarin menjadi kandidat di Timnas (asisten pelatih-red), tapi nggak jadi," kata Seto.
• Soal Target PSIM Yogyakarta ke Liga 1, Seto Nurdiyantoro : Kuncinya Adalah Kerja Keras
• Haryadi Suyuti Akui Lakukan Penjajakan dengan Seto Nurdiyantoro untuk Tangani PSIM Jogja
"Kalau kemarin sampai masuk ke Timnas, harapan saya bisa merangsang pelatih lain bahwa saya ini pelatih yang muncul dari kompetisi, tapi ternyata tidak. Terus di PSS Sleman juga tidak, jadi saya harus kembali belajar disini," lanjutnya.
Diakuinya, menakhodai Laskar Mataram menjadi tanggung jawab sekaligus tantangan yang besar untuknya.
"Saya di Liga 2 harus belajar peta kekuatan lagi karena saya kemarin di Liga 1 dan sudah banyak belajar peta kekuatan tim lain. Di Liga 2 artinya hal yang baru, pernah disitu tapi pasti peta kekuatannya sudah berbeda," jelasnya.
Lebih lanjut, Seto enggan mengumbar janji manis kepada pandemen Laskar Mataram, namun yang pasti Seto bertekad mencurahkan tenaga serta pikirannya bagi PSIM Yogyakarta.

"Mungkin yang perlu kita ketahui buat teman suporter PSIM Yogyakarta juga, dengan hadirnya saya tidak menjamin PSIM Yogyakarta menjadi lebih bagus atau PSIM masuk Liga 1. Saya juga tidak bisa menjamin. Tapi yang bisa menjamin adalah kerja keras kami (tim). Itu yang mungkin akan menjamin PSIM akan lebih berprestasi," kata Seto.
"Jadi saya harap suporter jangan berekspektasi yang terlalu tinggi, tapi kalau kita memulai semuanya dengan bagus, kerja keras, diiringi doa, harapannya apa yang diimpikan akan berjalan lancar. Juga semua stakeholder saling mendukung, apa yang kita impikan akan terjadi, tapi dibutuhkan kerja keras," tambahnya. (*)