Kronologi 2 Warga di Bantul Digigit Anjing, Seorang Di Antaranya Meninggal Karena Hipertensi
Kronologi 2 Warga di Bantul Digigit Anjing, Seorang Di Antaranya Meninggal Karena Hipertensi
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Seorang warga Bambanglipuro, Bantul, Yusnita Jamiasih meninggal dunia setelah digigit anjing di wilayah Sumbermulyo pada Jumat (24/1/2020) lalu.
Korban sebelumnya sudah mendapatkan perawatan medis di RS Santa Elisabeth Ganjuran dan akhirnya meninggal dunia di kediamannya pada Sabtu (25/1/2020) lalu.
Tak hanya Yusnita, anjing juga menggigit warga asal Surabaya bernama Agnes Kristanti di lokasi yang sama.
Agnes pun juga harus mendapatkan perawatan medis di rumah sakit yang sama.
Meninggalnya Yusnita pun sempat memunculkan rumor soal penyebab kematiannya karena penyakit rabies.
Rumor tersebut pun langsung dibantah oleh Pemerintah Kabupaten Bantul.
Pada Senin (27/1/2020) siang, Pemkab Bantul menggelar jumpa pers terkait dengan rumor penyakit rabies tersebut.
Dalam jumpa pers tersebut, Sekda Bantul, Helmi Jamharis menyebut Yusnita meninggal dunia karena hipertensi, bukan karena penyakit rabies.
"Meninggalnya bukan karena rabies, tetapi hipertensi," kata Sekretaris Daerah Bantul, Helmi Jamharis, saat jumpa pers menanggapi insiden dua orang yang digigit anjing di Bantul, Senin (27/1/2020).
• BREAKINGNEWS : Marak Virus Corona, Pemda DIY Tidak Menutup Pintu Bagi Wisatawan China
• Pasien Terjangkit Virus Corona Disebut Bisa Sembuh Tanpa Obat Khusus Jika . . .
Kronologi
Helmi menceritakan, anjing yang menggigit dua korban itu merupakan peliharaan milik Sukijo, warga Kaligondang, Desa Sumbermulyo.
Anjing tersebut menggigit kedua korban pada Jumat (24/1/2020) yang lalu.
Saat kejadian, anjing itu berkeliaran kemudian menggigit dua orang tersebut.
Dua korban saat itu, menurutnya langsung dilarikan ke rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran sekitar pukul 19.00 WIB.
Setelah menjalani perawatan medis, korban atas nama Agnes, dinyatakan sehat. Kemudian diperbolehkan pulang.
Sementara korban atas nama Yusnita dilakukan pemeriksaan intensif. Sempat diminta opname karena terdeteksi hipertensi.
Namun korban akhirnya memilih pulang. Tak disangka, keesokan harinya pukul 06.00 WIB, korban yang merupakan pedagang itu meninggal dunia. Dugaannya, karena krisis Hipertensi.
"Tidak ada tanda-tanda rabies," kata Helmi, menjawab rumor yang beredar di grup aplikasi digital, korban meninggal karena rabies.
Atas kejadian itu, antara keluarga Yusnita dengan keluarga Sukijo, menurut Helmi sudah bertemu dan berembug.
Mereka sudah saling menerima karena menganggap kematian korban merupakan takdir Tuhan.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan, Agus Budi Rahardjo menyampaikan, setelah digigit anjing korban sebenarnya sempat dirawat di Rumah Sakit.
Saat pemeriksaan itu, tidak ditemukan adanya dugaan rabies akan tetapi justru ditemukan adanya krisis Hipertensi. Tensi korban, kata dia, sangat tinggi berada diangka 210/130.
Pihaknya menduga, korban meninggal dunia karena krisis Hipertensi tersebut. "Kemungkinan korban ini sudah memiliki riwayat hipertensi dan tidak terkontrol," terangnya.
Apalagi, menurut dia, pasien yang terkena rabies biasanya mengalami masa inkubasi selama 7 - 14 hari, sebelum nantinya virus tersebut dapat menyerang susunan saraf pusat.
Sehingga tidak mungkin, korban yang baru saja tergigit, kemudian keesokan harinya langsung meninggal dunia.
"Terlalu cepat jika disimpulkan, korban meninggal karena digigit anjing," ucap Agus.(Tribunjogja/Ahmad Syarifudin)